Gambar Sampul IPS · Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat
IPS · Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat
Sanusi Fattah

24/08/2021 13:36:38

SMP 8 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

8080

8080

80

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Perang

Salib

Semboyan

3G

Perkembangan

Iptek

Penjelajahan

samudra

Kolonialisme dan

imperialisme di Indonesia

Portugis

Spanyol

Inggris

Belanda

Perlawanan terhadap

kolonialisme

Penderitaan rakyat

Kebijakan

kolonial

PETPET

PETPET

PET

A KA K

A KA K

A K

ONSEPONSEP

ONSEPONSEP

ONSEP

BAB 4 PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN

BAB 4 PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN

BAB 4 PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN

BAB 4 PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN

BAB 4 PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN

IMPERIALISME BARA

IMPERIALISME BARA

IMPERIALISME BARA

IMPERIALISME BARA

IMPERIALISME BARA

T DI INDONESIA

T DI INDONESIA

T DI INDONESIA

T DI INDONESIA

T DI INDONESIA

8181

8181

81

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

P

erang Salib menyebabkan ditutupnya pelabuhan Konstantinopel.

Hal itu mendorong bangsa Eropa mengarungi lautan yang luas

untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah. Dapatkah kalian

membayangkan pelayaran bangsa Barat waktu itu? Janganlah di-

bayangkan kalau pelayaran waktu itu menggunakan kapal yang

bermesin dengan kecepatan tinggi. Waktu itu pelayaran mengguna-

kan perahu layar dengan kecepatan yang lambat.

Kedatangan bangsa Eropa di Kepulauan Indonesia merupakan

awal malapetaka bagi kehidupan bangsa Indonesia. Bangsa Eropa

merampas kekayaan alam Indonesia dengan eksploitasi sebesar-

besarnya dan menerapkan monopoli perdagangan. Di samping itu

mereka juga mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang membuat

rakyat menderita. Akibat penderitaan rakyat yang menghebat itu,

maka muncullah perlawanan terhadap kolonialisme.

Sumber:

Indonesian Heritage 3,

2002

Gambar

4.1 Suasana tanam paksa yang sangat menyengsarakan rakyat

Indonesia.

PERKEMBANG

PERKEMBANG

PERKEMBANG

PERKEMBANG

PERKEMBANG

ANAN

ANAN

AN

KOLONIALISME

KOLONIALISME

KOLONIALISME

KOLONIALISME

KOLONIALISME

DD

DD

D

AN IMPERIALISME BARA

AN IMPERIALISME BARA

AN IMPERIALISME BARA

AN IMPERIALISME BARA

AN IMPERIALISME BARA

TT

TT

T

DI INDONESIA

DI INDONESIA

DI INDONESIA

DI INDONESIA

DI INDONESIA

44

44

4

BAB

8282

8282

82

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

1.1.

1.1.

1.

Penjelajahan Samudra dan Kedatangan

Penjelajahan Samudra dan Kedatangan

Penjelajahan Samudra dan Kedatangan

Penjelajahan Samudra dan Kedatangan

Penjelajahan Samudra dan Kedatangan

Bangsa Barat di Indonesia

Bangsa Barat di Indonesia

Bangsa Barat di Indonesia

Bangsa Barat di Indonesia

Bangsa Barat di Indonesia

Para pedagang dari Eropa membawa barang

dagangan berupa rempah-rempah dan sutera dari

Laut Tengah. Komoditas tersebut dibawa ke Venesia

atau Genoa melalui para pedagang Portugis dan

Spanyol yang aktif berdagang di Laut Tengah.

Rempah-rempah dan sutera itu kemudian dibawa ke

pasaran Eropa Barat, seperti Lisabon. Dari Lisabon

rempah-rempah dibawa ke Eropa Utara oleh para

pedagang Inggris dan Belanda.

Ramainya perdagangan di Laut Tengah, terganggu

selama dan setelah berlangsungnya Perang Salib

(1096 -

1291). Dengan jatuhnya kota Konstantinopel

(Byzantium) pada tahun 1453 ke tangan Turki Usmani,

aktivitas perdagangan antara orang Eropa dan Asia

terputus.

Sultan Mahmud II, penguasa Turki menjalankan

politik yang mempersulit pedagang Eropa beroperasi

di daerah kekuasannya.

Bangsa Barat menghadapi kendala krisis per-

dagangan rempah-rempah. Oleh karena itu bangsa Barat

berusaha keras mencari sumbernya dengan melaku-

kan penjelajahan samudra. Ada beberapa faktor yang

mendorong penjelajahan samudra. Untuk lebih jelas-

nya lihat tabel 4.1.

Penjelajahan Samudra dan Kedatangan

Penjelajahan Samudra dan Kedatangan

Penjelajahan Samudra dan Kedatangan

Penjelajahan Samudra dan Kedatangan

Penjelajahan Samudra dan Kedatangan

Bangsa Barat di Indonesia hingga

Bangsa Barat di Indonesia hingga

Bangsa Barat di Indonesia hingga

Bangsa Barat di Indonesia hingga

Bangsa Barat di Indonesia hingga

TT

TT

T

erbentuknerbentukn

erbentuknerbentukn

erbentukn

yy

yy

y

a Ka K

a Ka K

a K

ekek

ekek

ek

uasaan Kuasaan K

uasaan Kuasaan K

uasaan K

olonialolonial

olonialolonial

olonial

AA

AA

A

..

..

.

a. Semangat

reconguesta

, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana

pun yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang Salib.

b. Semangat

gospel,

yaitu semangat untuk menyebarkan agama Nasrani.

c. Semangat

glory,

yaitu semangat memperoleh kejayaan atau daerah jajahan.

d. Semangat

gold,

yaitu semangat untuk mencari kekayaan/emas.

e. Perkembangan teknologi kemaritiman yang memungkinkan pelayaran dan

perdagangan yang lebih luas, termasuk menyeberangi Samudra Atlantik.

f. Adanya sarana pendukung seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta yang

menggambarkan secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan, dan pelabuhan.

g. Adanya buku Imago Mundi yang menceritakan perjalanan Marco Polo (1271-1292).

Sumber:

Encarta Encyclopedia,

2006

Gambar

4.2 Sultan Mahmud II,

penguasa Turki yang menutup

Konstantinopel untuk pedagang

Eropa.

Perdagangan dunia baik melalui

jalur sutera maupun jalur rempah-

rempah dari dunia Timur (termasuk

dari Indonesia), akan bermuara di

Laut Tengah. Laut Tengah adalah

sebuah

inland sea

(laut pedalaman)

yang secara geografis terletak

strategis; sebelah Barat dan Utara

membentang wilayah Eropa, di

sebelah Timur terhampar daratan

Asia dan di bagian Selatan adalah

pesisir Afrika Utara.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Tabel 4.1 Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Penjelajahan Samudra

8383

8383

83

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Negara-negara yang memelopori penjelajahan samudra adalah

Portugis dan Spanyol, menyusul Inggris, Belanda, Prancis, Denmark,

dan lainnya. Untuk menghindari persaingan antara Portugis dan

Spanyol, maka pada tanggal 7 Juni 1494 lahirlah Perjanjian Tordesillas.

Paus membagi

daerah kekuasaan di dunia non-Kristiani menjadi

dua bagian dengan batas garis demarkasi/khayal yang membentang

dari kutub Utara ke kutub Selatan. Daerah sebelah Timur garis khayal

adalah jalur/kekuasaan Portugis, sedangkan daerah sebelah Barat

garis khayal adalah jalur Spanyol.

a.a.

a.a.

a.

PP

PP

P

elaela

elaela

ela

yy

yy

y

arar

arar

ar

an Oran Or

an Oran Or

an Or

ang-orang-or

ang-orang-or

ang-or

ang Pang P

ang Pang P

ang P

oror

oror

or

tugistugis

tugistugis

tugis

Orang-orang Portugis menjadi pelopor berlayar mencari tempat

asal rempah-rempah. Hal ini tidak lepas dari kiat Pangeran Henry

Mualim (Henry Navigator)

yang memberi hak-hak istimewa kepada

keluarga-keluarga saudagar sukses dari Italia, Spanyol, dan Prancis.

Tujuannya supaya mereka bersedia tinggal dan berdagang di

ibukota Portugis.

Sumber:

Encarta Encyclopedia,

2006

Gambar

4.3 Garis Khayal Tordesillas yang dibuat

berdasarkan perjanjian Tordesilas.

Asia

Europe

Africa

Garis

khayal

Tordesillas

h. Perjalanan Ordoric da Pardenone menuju Campa

yang sempat singgah di Jawa pada abad ke-14.

Ordoric melaporkan sekilas mengenai kebesaran

Majapahit.

i.

Penemuan Copernicus yang didukung oleh

Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu bulat

seperti bola, matahari merupakan pusat dari

seluruh benda-benda antariksa. Bumi dan benda-

benda antariksa lainnya beredar mengelilingi

matahari (teori Heliosentris).

Sumber:

Sejarah Eropa, 1999 dengan pengubahan

Marcopolo adalah saudagar dari

Venesia. Bersama ayahnya (Nicolo

Polo) dan pamannya (Maffeo Polo),

ia mengunjungi Cina (1271 - 1292)

dengan menelusuri jalan sutera.

Ketika itu Cina diperintah oleh

Kubilai Khan. Kembali dari Cina

menggunakan kapal Khan Agung

melalui jalur laut dan singgah di

Pelabuhan Perlak (tahun 1292).

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

8484

8484

84

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

1) Bartholomeu Dias

Bartholomeu Dias berangkat dari Lisabon (Portugis) pada bulan

Agustus 1487. Ketika sampai di ujung Selatan benua Afrika,

kapal Dias terkena badai topan. Setelah badai reda, Dias kembali

ke Portugis. Oleh Dias dan rombongannya, ujung Selatan Benua

Afrika dinamai Tanjung Badai. Namun, Raja Portugal Joao II

mengganti namanya menjadi Tanjung Harapan

(Cape of Good

Hope)

karena untuk menghilangkan kesan menakutkan dan

tempat tersebut dianggap memberikan harapan bagi bangsa

Portugis untuk menemukan Hindia.

2) Vasco da Gama

Pada tanggal 8 Juli 1497, Raja Portugis Manuel I memerintahkan

Vasco da Gama mengikuti jejak Dias. Ekspedisinya dilakukan

melalui laut sepanjang pantai Afrika Barat.

Dalam pelayarannya, Vasco da Gama sempat singgah di pantai

Afrika Timur. Atas petunjuk mualim Moor, da Gama melanjut-

kan ekspedisinya memasuki Samudra Hindia dan Laut Arab.

Perjalanan Vasco da Gama tiba di Calcuta pada tanggal 22 Mei

1498.

Di Calcuta,

Vasco da Gama berupaya mendirikan pos

perdagangan. Ia membeli rempah-rempah untuk dikirim ke

Portugis dan sebagian dijual ke negara-negara Eropa lainnya.

3) Alfonso d’ Albuquerque

Setelah beberapa lama menduduki Calcuta, orang Portugis sadar

bahwa penghasil rempah-rempah bukan India. Ada tempat lain

yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Asia, yaitu

Malaka. Oleh karena itu ekspedisi ke Timur dilanjutkan kembali.

Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar

Malaka adalah dengan merebut atau menguasai Malaka. Oleh

karena itu, dari Calcuta, Portugis mengirimkan ekspedisi ke

Malaka di bawah pimpinan Alfonso d’ Albuquerque. Ekspedisi

d’ Albuquerque tersebut berhasil menaklukkan Malaka pada

tahun 1511.

Sumber:

Ensiklopedia Umum Untuk Pelajar

, 2005

b.b.

b.b.

b.

Pelayaran Orang-Orang Spanyol

Pelayaran Orang-Orang Spanyol

Pelayaran Orang-Orang Spanyol

Pelayaran Orang-Orang Spanyol

Pelayaran Orang-Orang Spanyol

Berikut ini para penjelajah Spanyol yang melakukan pelayaran

ke dunia Timur. Lihat tabel 4.3.

Tabel 4.3 Para Penjelajah dari Spanyol

Berikut ini penjelajah-penjelajah yang berasal dari Portugis.

Lihat tabel 4.2.

Tabel 4.2 Para Penjelajah dari Portugis

1) Christopher Columbus

Pada tanggal 3 Agustus 1492, dengan menggunakan tiga buah kapal yaitu Santa Maria,

Nina, dan Pinta, Columbus mulai berlayar mencari sumber rempah-rempah di dunia Timur.

Sumber:

Encyclopedia

Britannica,

2006

Gambar

4.4

Bartholomeu Dias

Sumber:

Encarta

Encyclopedia,

2006

Gambar

4.6 Alfonso

d’ Albuquerque

Sumber:

Encarta

Encyclopedia,

2006

Gambar

4.5 Vasco

da Gama

8585

8585

85

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Setelah berlayar lebih dari 2 bulan mengarungi Samudra Atlantik,

sampailah Columbus di Pulau Guanahani yang terletak di

Kepulauan Bahama, Karibia. Ia merasa telah sampai di Kepulauan

Hindia Timur yang merupakan sumber rempah-rempah. Ia

menamai penduduk asli di kawasan itu sebagai Indian. Selanjutnya

Kepulauan Bahama dikenal sebagai Hindia Barat.

Columbus bersama seorang penyelidik bernama Amerigo

Vespucci antara tahun 1492 – 1504, berlayar terhitung 4 kali.

Mereka menemukan benua baru yang diberi nama Amerika.

Jadi penemu Benua Amerika adalah Christopher Columbus.

Sejak Columbus menemukan benua Amerika, menyusul

pelaut-pelaut Spanyol seperti Cortez dan Pizzaro. Cortez men-

duduki Mexico pada tahun 1519 dengan menaklukkan suku Indian

yaitu Kerajaan Aztec dan suku Maya di Yucatan. Pizzaro, pada tahun 1530 menaklukkan

kerajaan Indian di Peru yaitu suku Inca.

2) Ferdinand Magelhaens (Magellan)

Pada tanggal 10 Agustus 1519, Magelhaens berlayar ke Barat

didampingi oleh Kapten Juan Sebastian del Cano (Sebastian del

Cano) dan seorang penulis dari Italia yang bernama Pigafetta.

Penulis inilah yang mengisahkan perjalanan Magelhaens-del

Cano mengelilingi dunia yang membuktikan bahwa bumi itu

bulat seperti bola.

Pada tahun 1520, setelah menyeberangi Samudra Pasifik,

sampailah rombongan Magelhaens di Kepulauan Massava.

Kepulauan ini kemudian diberi nama Filipina, mengambil nama

Raja Spanyol, Philips II.

Dalam suatu pertempuran melawan orang Mactan, Magelhaens

gugur (27 April 1521). Akibat peristiwa itu rombongan bergegas

meninggalkan Filipina dipimpin oleh Sebastian del Cano, menuju

Kepulauan Maluku.

Magelhaens dianggap sebagai orang besar dalam dunia pelayaran karena menjadi orang

yang pertama kali berhasil mengelilingi dunia. Raja Spanyol memberi hadiah sebuah

tiruan bola bumi. Pada tiruan bola bumi itu dililitkan pita bertuliskan ‘

Engkaulah

yang

pertama kali mengitari diriku’

.

Sumber:

Ensiklopedia Umum Untuk Pelajar

, 2005

Sumber:

Encarta Encyclopedia,

2006

Gambar

4.7

Christopher Columbus

Sumber:

Encarta Encyclopedia,

2006

Gambar

4.8 Ferdinand

Magelhaens

Sumber:

Encarta Encyclopedia,

2006

Gambar

4.9 Peta Pelayaran Ferdinand Magelhaens.

AUSTRALIA

Pasifik Ocean

ASIA

NORTH

AMERICA

Indian

Ocean

Strait of Magellan

SPAIN

SOUTH

AMERICA

AFRICA

Atlantic

Ocean

EUROPE

8686

8686

86

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

c.c.

c.c.

c.

Pelayaran Orang-Orang Inggris

Pelayaran Orang-Orang Inggris

Pelayaran Orang-Orang Inggris

Pelayaran Orang-Orang Inggris

Pelayaran Orang-Orang Inggris

Berikut ini orang-orang Inggris yang melakukan penjelajahan

samudra untuk mencari tempat baru di dunia Timur. Perhatikan

tabel 4.4.

Tabel 4.4 Para Penjelajah dari Inggris

d.d.

d.d.

d.

Pelayaran orang-orang Belanda

Pelayaran orang-orang Belanda

Pelayaran orang-orang Belanda

Pelayaran orang-orang Belanda

Pelayaran orang-orang Belanda

Biasanya para pedagang Belanda membeli

dagangan rempah-rempah dari Portugis di pusat

pasar Lisabon. Namun setelah Lisabon dikuasai

Spanyol, Belanda mencari jalan menuju daerah

penghasil rempah-rempah. Walaupun Portugis

berusaha merahasiakan jalan ke pusat penghasil

rempah-rempah, tetapi Belanda berhasil menyusul

Portugis dan Spanyol.

Berikut ini beberapa pelaut Belanda yang

melakukan penjelajahan ke dunia. Lihat tabel 4.5.

1) Sir Francis Drake

Pada tahun 1577 Drake berangkat berlayar dari Inggris

ke arah Barat. Dalam pelayarannya, rombongan ini

memborong rempah-rempah di Ternate.

Setelah mendapatkan banyak rempah-rempah Drake

pulang ke negerinya dan sampai di Inggris pada tahun

1580. Pelayaran Drake ini belum memiliki arti penting

secara ekonomis dan politis.

2) Pilgrim Fathers

Pada tahun 1607 rombongan yang menamakan diri

Pilgrim Fathers

melakukan pelayaran

ke arah Barat. Kapal yang bernama

May Flower

berhasil membawa rombongan ini

mendarat di Amerika Utara.

3) Sir James Lancester dan George Raymond

Pada pelayaran tahun 1591, Lancester berhasil mengadakan pelayaran sampai ke Aceh

dan Penang, sampai di Inggris pada tahun 1594. Pada bulan Juni 1602, Lancester dan

maskapai perdagangan Inggris (EIC) berhasil tiba di Aceh dan terus menuju Banten. Di

Banten, dia mendapatkan izin dan mendirikan kantor dagang.

4) Sir Henry Middleton

Pada tahun 1604 pelayaran kedua EIC yang dipimpin Sir Henry Middleton berhasil

mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda. Terjadi persaingan dengan VOC. Selama

tahun 1611 - 1617, orang-orang Inggris mendirikan kantor dagang di Sukadana

(Kalimantan Barat Daya), Makassar, Jayakarta, Jepara, Aceh, Pariaman, dan Jambi.

5) William Dampier

Pada tahun 1688, Dampier melakukan pelayaran dan berhasil mendarat di Australia. Ia

terus melanjutkan pelayaran dengan menelusuri pantai ke arah Utara.

6) James Cook

Pada tahun 1770 Cook berhasil mendarat di pantai Timur Australia dan menjelajahi

pantai Australia secara menyeluruh pada tahun 1771. Oleh karena itu, James Cook

sering dikatakan sebagai penemu Benua Australia.

Sumber:

Encarta Encyclopedia

, 2006

Belanda berhasil memasuki wilayah

perairan Indonesia setelah Jan

Huygen

van Linschoten mem-

publikasi

kan peta dan catatan

tentang penemuan Portugis ber-

judul

Itinerario near Oost ofte

Portugaels Indien

(Rencana perjalanan

ke Timur atau Hindia Portugis) pada

tahun 1590. Jan Huygen van

Linschoten adalah seorang berke-

bangsaan Belanda yang bekerja

pada kapal-kapal milik Portugis.

Sumber:

Encarta Encyclopedia,

2006

Gambar

4.10 Sir Francis Drake

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

8787

8787

87

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

1) Barentz

Pada tahun 1594, Barentz mencari daerah Timur (Asia) melalui jalur lain yaitu ke Utara.

Perjalanan Barentz terhambat karena air laut membeku sesampainya di Kutub Utara. Ia

berhenti di sebuah pulau yang dikenal dengan nama Pulau Novaya Zemlya, kemudian

memutuskan untuk kembali tetapi meninggal dalam perjalanan.

2) Cornelis de Houtman

Pada tahun 1595, de Houtman dengan empat buah kapal

yang memuat 249 orang awak beserta 64 meriam,

memimpin pelayaran mencari daerah asal rempah-

rempah ke arah Timur mengambil jalur seperti yang

ditempuh Portugis. Pada tahun 1596 Cornelis de

Houtman bersama rombongan sampai di Indonesia dan

mendarat di Banten.

3) Abel Tasman

Abel Tasman berlayar mencapai perairan di sebelah Tenggara Australia. Pada tahun 1642

ia menemukan sebuah pulau yang kemudian dikenal dengan nama Pulau Tasmania.

Sumber:

Encarta Encyclopedia

, 2006

2.2.

2.2.

2.

TT

TT

T

erbentuknerbentukn

erbentuknerbentukn

erbentukn

yy

yy

y

a Ka K

a Ka K

a K

ekek

ekek

ek

uasaan Kuasaan K

uasaan Kuasaan K

uasaan K

olonial di Indonesia

olonial di Indonesia

olonial di Indonesia

olonial di Indonesia

olonial di Indonesia

Kehadiran Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda memiliki

warna tersendiri dalam kerangka sejarah Indonesia sampai awal

abad ke-20. Pada awalnya terjadi hubungan yang bersifat setara antara

kerajaan dan masyarakat dengan bangsa Barat.

Selanjutnya

secara

perlahan muncul ketimpangan hubungan. Satu per satu sumber ekonomi

dan kekuasaan politik wilayah jatuh ke tangan Barat, terutama Belanda.

a.a.

a.a.

a.

KK

KK

K

ekek

ekek

ek

uasaan Bangsa P

uasaan Bangsa P

uasaan Bangsa P

uasaan Bangsa P

uasaan Bangsa P

oror

oror

or

tugis dan Span

tugis dan Span

tugis dan Span

tugis dan Span

tugis dan Span

yy

yy

y

ol di Indonesia

ol di Indonesia

ol di Indonesia

ol di Indonesia

ol di Indonesia

Pada tahun 1511, bangsa Portugis berhasil merebut dan men-

duduki Malaka. Kemudian pada tahun 1512 Portugis datang di Maluku.

Tanpa diduga pada tahun 1521 Spanyol muncul dari arah

Filipina dengan kapal Trinidad dan Victoria yang dipimpin oleh

Kapten Sebastian del Cano. Selanjutnya, Spanyol menjalin hubungan

dengan Tidore, saingan berat Ternate. Portugis merasa tidak senang

ada saingan dari Spanyol di Tidore. Persaingan antara Portugis

dan Spanyol kembali terjadi, namun pada tahun 1529 berhasil di-

selesaikan melalui Perjanjian Saragosa. Isi Perjanjian Saragosa yaitu

Spanyol kembali ke Filipina sedangkan Portugis tetap di Maluku.

Baik Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda akhirnya sampai

ke sumber rempah-rempah yaitu Indonesia. Sejak kedatangan

bangsa Barat ke Indonesia, peta perdagangan mengalami perubahan

yang akhirnya dimonopoli bangsa Barat.

Tabel 4.5 Para Penjelajah dari Belanda

Sumber:

http: //id.wikipedia.org /

wiki /cornelis_de_Houtman

Gambar

4.11 Cornelis de

Houtman

8888

8888

88

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Saat Portugis bersitegang dengan Spanyol,

hubungan Ternate dan Tidore semakin memanas.

Ternate

meminta jaminan dukungan terhadap Portugis

untuk menghadapi Tidore. Portugis dengan senang

hati menyanggupi, dengan syarat mendapat

kan hak

monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate.

Akibatnya rakyat Ternate sangat dirugikan, mereka

tidak lagi leluasa menjual rempah-rempah. Harga

cengkih dan pala ditetapkan oleh Portugis dengan

sangat rendah.

Di Maluku, selain monopoli perdagangan Portugis

juga bertindak sewenang-wenang dan kejam terhadap

rakyat. Bahkan cenderung untuk menguasai wilayah.

Keadaan ini mengakibatkan hubungan yang semula

terjalin dengan baik berubah menjadi hubungan

permusuhan. Puncak pertentangan terjadi setelah Portugis

dengan licik membunuh Sultan Hairun, Raja Ternate.

b.b.

b.b.

b.

Kekuasaan VOC di Indonesia

Kekuasaan VOC di Indonesia

Kekuasaan VOC di Indonesia

Kekuasaan VOC di Indonesia

Kekuasaan VOC di Indonesia

Pada tahun 1596 Cornelis de Houtman tiba di Banten

untuk tujuan perdagangan. Karena sikap Belanda yang

sombong, maka mereka diusir dari Banten. Pada tahun

1598, penjelajahan Belanda di bawah pimpinan Jacob van

Neck tiba di Banten. Mereka diterima dengan baik oleh

penguasa Banten, juga pendaratan di sepanjang pantai Utara Jawa

dan Maluku. Sejak ini, hubungan dagang dengan para pedagang

Belanda semakin ramai. Dalam perkembangannya, antarpedagang

Belanda terjadi persaingan yang kian memanas. Untuk mengatasi

persaingan yang rawan ini dibentuklah suatu kongsi dagang berupa

persekutuan dagang India Timur atas prakarsa Johan van

Oldenbarnevelt. Kongsi dagang ini dibentuk tanggal 20 Maret 1602

dengan nama

Vereenigde Oost Indische Compagnie

(VOC).

Tujuan pembentukan VOC sebenarnya tidak

hanya untuk menghindari persaingan di antara

pedagang Belanda, tetapi juga:

1)

menyaingi kongsi dagang Inggris di India,

yaitu EIC (

East India Company

),

2)

menguasai pelabuhan-pelabuhan penting dan

kerajaan-kerajaan, serta

3)

melaksanakan monopoli perdagangan

rempah-rempah.

Di Indonesia, VOC berusaha mengisi kas ke-

uangan

nya yang kosong. VOC menerapkan aturan

baru yaitu

Verplichte Leverantie

atau penyerahan wajib.

Tiap daerah diwajibkan menyerahkan hasil bumi

kepada VOC menurut harga yang telah ditentukan.

Sumber:

Encarta Encyclopedia,

2006

Gambar

4.12 Rempah-rempah

yang menjadi komoditi utama

dalam perdagangan.

Cengkih yang digunakan sebagai

rempah-rempah itu ialah kuntum

bunga yang sudah kering. Kuntum

bunga itu dipetik sebelum jadi buah,

diasapi lalu dijemur hingga kering.

Pala yang dijadikan rempah-rempah

adalah biji buah pala yang sudah tua

dan masak. Selaput biji pala disebut

fulli atau ‘kembang pala’. Kulit dan

daging dibuat manisan pala.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Sumber:

Ensiklopedia Umum Untuk Pelajar,

2005

Gambar

4.13 Lambang VOC

8989

8989

89

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Hasil bumi yang wajib diserahkan yaitu lada, kayu manis, beras, ternak,

nila, gula, dan kapas. Selain itu, VOC juga menerapkan

Prianger stelsel,

yaitu aturan yang mewajibkan rakyat Priangan menanam kopi dan

menyerahkan hasilnya kepada VOC.

Dari aturan-aturan tersebut, VOC meneguk keuntungan yang

sangat besar. Namun tidak bertahan lama karena mulai akhir abad

ke-18 keuangan VOC terus mengalami kemerosotan. Penyebabnya

adalah mengalami kerugian yang besar dan utang yang cukup banyak.

c.c.

c.c.

c.

Kekuasaan Pemerintah Kerajaan Belanda di Bawah

Kekuasaan Pemerintah Kerajaan Belanda di Bawah

Kekuasaan Pemerintah Kerajaan Belanda di Bawah

Kekuasaan Pemerintah Kerajaan Belanda di Bawah

Kekuasaan Pemerintah Kerajaan Belanda di Bawah

Kendali Prancis

Kendali Prancis

Kendali Prancis

Kendali Prancis

Kendali Prancis

Pada akhir abad ke -18 VOC mengalami kemerosotan. Hal ini

diakibatkan oleh:

1)

persaingan perdagangan dengan kongsi-kongsi lain dari bangsa

Inggris dan Prancis,

2)

penduduk Indonesia, terutama di Jawa telah menjadi miskin

sehingga tidak mampu membeli barang-barang VOC,

3)

perdagangan gelap merajalela, dan menerobos monopoli

perdagangan VOC,

4)

pegawai-pegawai VOC banyak yang korupsi,

5)

banyak biaya perang yang dikeluarkan untuk mengatasi

perlawanan penduduk, dan

6)

kerugian yang cukup besar dan utang yang

berjumlah banyak.

Akhirnya pada tanggal 31 Desember 1799 VOC

dibubarkan dengan hutang 134,7 juta gulden. Hak

dan kewajibannya diambil alih oleh pemerintah

Republik Bataafsche di bawah kendali Prancis.

Pada

tahun 1808, Daendels diangkat menjadi Gubernur

Jenderal untuk wilayah Indonesia. Tugas utamanya

adalah untuk mempertahankan Pulau Jawa dari

serangan pasukan Inggris. Selanjutnya, Daendels

diganti oleh Janssen namun ia lemah. Akibatnya tidak

mampu menghadapi Inggris. Melalui Kapitulasi Tuntang

Janssens

menyerah kepada Inggris. Indonesia menjadi jajahan Inggris.

d.d.

d.d.

d.

Kekuasaan Pemerintahan Inggris

Kekuasaan Pemerintahan Inggris

Kekuasaan Pemerintahan Inggris

Kekuasaan Pemerintahan Inggris

Kekuasaan Pemerintahan Inggris

Sejak tahun 1811, Indonesia berada di bawah kekuasaan

Inggris. Gubernur Jenderal Lord Minto memercayakan kepada

Thomas Stamford Raflles sebagai kepala pemerintahan Inggris

di Indonesia. Raflles memulai tugasnya pada tanggal 19 Oktober

1811 yang berkedudukan di Jakarta.

Sumber:

Indonesian

Haritage 3,

2002

Gambar

4.14

Thomas

Stamford Raflles

Di bawah pemerintahan Napoleon

Bonaparte, Prancis menjalankan

politik dinasti, yaitu ingin menjadi-

kan seluruh wilayah Eropa di

bawah kekuasaan Prancis. Untuk

itu, ia menempatkan kerabatnya

menjadi raja-raja di Eropa. Sebagai

contoh adiknya yang bernama Raja

Louis Napoleon ditempatkan di

Belanda.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

9090

9090

90

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

e.e.

e.e.

e.

Kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda

Kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda

Kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda

Kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda

Kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda

Keadaan Perang Koalisi di Eropa tahun 1814 mulai terbalik.

Prancis mulai terdesak dalam perang, bahkan Napoleon berhasil

ditangkap. Kekalahan Prancis dalam Perang Koalisi menyebabkan

Belanda sudah tidak lagi berada di bawah pengaruh Prancis.

Hubungan antara Belanda dan Inggris yang sebelumnya ber-

musuhan (Belanda menjadi jajahan Prancis sehingga harus menjadi

sekutu Prancis) mulai membaik. Untuk menyelesaikan per-

masalahan, Inggris dan Belanda pada tahun 1814 mengadakan suatu

pertemuan yang menghasilkan suatu kesepakatan yang dinamakan

Konvensi London 1814 (

Convention of London 1814

). Konvensi

tersebut berisi:

1)

Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dulu

direbut Inggris, dan

2)

Indonesia juga harus diserahkan kembali kepada Belanda.

John Fendall menyerahkan kekuasaan wilayah Indonesia ke

pihak Belanda, dan diterima oleh sebuah komisi jenderal. Komisi

jenderal ini terdiri atas

tiga

orang yaitu Mr. Elout, van der Capellen,

dan Buyskes.

Tugas komisi jenderal sangat berat yaitu dituntut

memperbaiki sistem politik dan ekonomi. Sejak saat itu, Indonesia

berada di bawah kekuasaan pemerintahan kolonial Belanda. Van

der Capellen diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Berbagai tantangan menghadang, seperti:

1)

menghadapi perekonomian yang buruk,

2)

persaingan perdagangan dengan Inggris, dan

3)

sikap bangsa Indonesia yang memusuhi Belanda.

Dengan demikian, terbentuknya kolonial di Indonesia dipelopori

oleh kedatangan

Portugis di Maluku tahun 1512. VOC mengambil

alih posisi Portugis berkuasa di Indonesia, efektif sejak tahun 1641.

Tongkat estafet kekuasaan di In

donesia kemudian berturut-turut

jatuh pada pihak Kerajaan Belanda, direbut Inggris, dan akhirnya

cukup langgeng di bawah kekuasaan Hindia Belanda sampai

pendudukan Jepang tahun 1942.

1) Agar kalian lebih paham, buatlah peta dunia dan tunjukkan daerah-daerah yang

disinggahi oleh para penjelajah samudra. Agar lebih jelas dan menarik, berilah warna

tinta yang berbeda. Kerjakan di buku tugas kalian masing-masing!

2) Untuk dapat mengetahui kemampuan kalian, bentuklah kelompok yang beranggotakan

4 - 5 orang. Carilah buku referensi di perpustakaan dan bahasalah permasalahan

berikut! “Jelaskan pengaruh kondisi politik di Eropa terhadap pendudukan kolonial

di Indonesia!” Diskusikan dengan kelompok kalian dan kemudian presentasikan

hasil diskusi di depan kelas bersama kelompok lain!

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

9191

9191

91

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Kebijakan Pemerintah Kolonial dan

Kebijakan Pemerintah Kolonial dan

Kebijakan Pemerintah Kolonial dan

Kebijakan Pemerintah Kolonial dan

Kebijakan Pemerintah Kolonial dan

Pengaruhnya di Indonesia

Pengaruhnya di Indonesia

Pengaruhnya di Indonesia

Pengaruhnya di Indonesia

Pengaruhnya di Indonesia

B.B.

B.B.

B.

1.1.

1.1.

1.

KK

KK

K

ebijakebijak

ebijakebijak

ebijak

an Pan P

an Pan P

an P

emerintemerint

emerintemerint

emerint

ah Kah K

ah Kah K

ah K

olonial Polonial P

olonial Polonial P

olonial P

oror

oror

or

tugistugis

tugistugis

tugis

Kekuasaan Portugis di Maluku

berlangsung cukup lama, sekitar tahun

1512 sampai 1641. Kebijakan-kebijakan

yang dipraktikkan selama itu sangat

berpengaruh terhadap kehidupan

masyarakat

Indonesia. Berikut ini

berbagai

kebijakan pemerintah kolonial

Portugis.

a.

Berusaha menanamkan kekuasaan

di Maluku.

b.

Menyebarkan agama Katolik di

daerah-daerah yang dikuasai.

c.

Mengembangkan bahasa dan seni

musik keroncong Portugis.

d.

Sistem monopoli perdagangan

cengkih dan pala di Ternate.

Dengan kebijakan ini, petani Ter-

nate tidak lagi memiliki kebebasan

untuk menjual atau menentukan harga hasil panennya. Mereka harus

menjual hasil panennya hanya kepada Portugis dengan harga yang

ditentukan oleh Portugis. Akibatnya, petani sangat dirugikan, dan

Portugis memperoleh keuntungan yang sangat besar.

Pengaruh dari kebijakan ini ternyata tertanam pada rakyat

Indonesia khususnya rakyat Maluku. Ada yang bersifat negatif dan

ada yang positif. Berikut ini berbagai pengaruh yang ditimbulkan

dari kebijakan-kebijakan Portugis.

a.

Terganggu dan kacaunya jaringan perdagangan.

b.

Banyaknya orang-orang beragama Katolik di daerah

pendudukan Portugis.

c.

Rakyat menjadi miskin dan menderita.

d.

Tumbuh benih rasa benci terhadap kekejaman Portugis.

e.

Munculnya rasa persatuan dan kesatuan rakyat Maluku untuk

menentang Portugis.

f.

Bahasa Portugis turut memperkaya perbendaharaan kata/

kosakata dan nama keluarga seperti da Costa, Dias, de Fretes,

Mendosa, Gonzalves, da Silva, dan lain-lain.

g.

Seni musik keroncong yang terkenal di Indonesia sebagai

peninggalan Portugis adalah keroncong Morisco.

h.

Banyak peninggalan arsitektur yang bercorak Portugis dan

senjata api/meriam di daerah pendudukan.

Sumber:

Indonesia Heritage 3,

2002

Gambar

4.15 Wilayah Maluku yang terdiri dari Uli

Lima dan Uli Siwa.

Irian

Halmahera

Ternate

Tidore

Alor

(ULI LIMA)

Gorontalo

Banggal

Sulu

Buru

Flores

(

Ulisiwa

)

Aru

Tanimbar

Sangir

P. Miangas

9292

9292

92

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

2.2.

2.2.

2.

Kebijakan VOC

Kebijakan VOC

Kebijakan VOC

Kebijakan VOC

Kebijakan VOC

Salah satu kunci keberhasilan VOC adalah

sifatnya yang mudah beradaptasi dengan kondisi

yang ada di sekitarnya. Kebijakannya dapat dikata-

kan kelanjutan atau tiruan dari sistem yang telah

dilakukan oleh para penguasa lokal. VOC secara

cerdik menggunakan lembaga dan aturan-aturan

yang telah ada di dalam masyarakat lokal untuk

menjalankan roda

compagnie

nya. VOC hanya menjalin

hubungan dengan golongan raja atau b

angsawan, dan

merasa cukup setelah raja dan bangsawan tunduk kepada mereka.

VOC beranggapan

tidak ada gunanya bekerja sama dengan rakyat

karena jika rajanya sudah tunduk, maka rakyatnya akan tunduk

pula.

Untuk mengisi kasnya yang kosong, VOC menerapkan sejumlah

kebijakan seperti hak monopoli, penyerahan wajib, penanaman

wajib, dan tenaga kerja wajib yang sebenarnya telah menjadi bagian

dari struktur dan kultur yang telah ada sebelumnya. Penyerahan

wajib (

Verplichte Leverantie

) mewajibkan rakyat Indonesia di tiap-

tiap daerah untuk menyerahkan hasil bumi berupa lada, kayu, beras,

kapas, kapas, nila, dan gula kepada VOC.

Dalam upaya memperlancar aktivitas organisasi, pada

tahun

1610

VOC

memutuskan untuk membentuk jabatan Gubernur

Jenderal yang pada waktu itu berkedudukan di Maluku. Pieter Both

orang pertama yang menduduki posisi itu.

VOC dibentuk pada tanggal 20 Maret 1602 oleh van

Oldenbarnevelt. VOC dibentuk dengan tujuan untuk meng-

hindari persaingan di antara perusahaan dagang Belanda dan

memperkuat diri agar dapat bersaing dengan perusahaan

dagang negara lain, seperti Portugis dan Inggris. Oleh

pemerintah Kerajaan Belanda, VOC diberi hak-hak istimewa

yang dikenal dengan nama hak oktroi, seperti:

a.

hak monopoli,

b.

hak untuk membuat uang,

c.

hak untuk mendirikan benteng,

d.

hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di

Indonesia, dan

f.

hak untuk membentuk tentara.

Kekuasaan Spanyol

yang sempat menjalin hubungan dengan

Tidore tidak memiliki pengaruh yang berarti. Mengingat Spanyol

segera meninggalkan Tidore karena terbentur Perjanjian Saragosa.

Sebutan kompeni Belanda yang

dialamatkan pada orang-orang

VOC merupakan istilah dari kata

Compagnie

. Lidah orang-orang

Indonesia menyebut nama

compagnie

menjadi kompeni.

Ingat, VOC kepanjangan dari

Oost

Vereenigde Indische Compagnie

.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Sumber:

http: //

id.wikipedia.org /wiki/Pieter_

Both, 2008

Gambar

4.16 Pieter Both,

gubernur jenderal VOC

yang pertama.

9393

9393

93

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Sumber:

http: //

id.wikipedia.org /wiki/

Jan_Pieterzoon_Coen,

2008

Gambar

4.17 J.P. Coen,

gubernur jenderal VOC

tahun 1617.

Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, VOC

menerapkan hak monopoli, menguasai pelabuhan

-pelabuhan

penting dan membangun benteng-benteng. Benteng-benteng

yang dibangun VOC antara lain:

a.

di Banten disebut benteng Kota Intan (

Fort Speelwijk

),

b.

di Ambon disebut benteng Victoria,

c.

di Makassar disebut benteng Rotterdam,

d.

di Ternate disebut benteng Orange, dan

e.

di Banda disebut benteng Nasao.

Dengan keunggulan senjata, serta memanfaatkan

konflik

di antara penguasa lokal (kerajaan), VOC berhasil memonopoli

perdagangan pala dan cengkih di Maluku. Satu per satu kerajaan-

kerajaan di Indonesia dikuasai VOC. Kebijakan ekspansif

(menguasai) semakin gencar diwujudkan ketika Jan Pieterzoon

Coen diangkat menjadi Gubernur Jenderal menggantikan Pieter

Both pada tahun 1617.

Pada masa pemerintahan Coen terjadi per-

tentangan antara Inggris dan Belanda (VOC) untuk

memperebutkan pusat perdagangan di Jayakarta.

Pertentangan tersebut dimenangkan oleh Belanda

(VOC) setelah mendapat bantuan dari Pangeran Arya

Ranamenggala dari Banten. Inggris diusir dari

Jayakarta dan Pangeran Jayakarta diberhentikan

sebagai penguasa Jayakarta.

Pada tanggal 12 Maret 1619, VOC secara resmi

mendirikan benteng yang kemudian diberi nama

Batavia. Kantor dagang VOC yang ada di Ambon, Maluku di-

pindahkan ke Batavia setelah Jayakarta menyerah kepada Belanda

pada tanggal 30 Mei 1619. Pada tanggal yang

sama

J.P. Coen mengubah nama Jayakarta menjadi

Batavia,

sehingga hari itu dianggap sebagai hari

pendirian Batavia.

Dalam upaya mempertahankan monopoli

rempah-rempah di Kepulauan Maluku, VOC

melakukan dan pelayaran Hongi

(Hongi Tochten)

.

Pelayaran Hongi yaitu pelayaran keliling

menggunakan perahu jenis kora-kora yang di-

persenjatai untuk mengatasi perdagangan gelap

atau penyelundupan rempah-rempah di Maluku.

Sumber:

http: //id.wikipedia.org /wiki/

Vereenigde_Oost Indische_Compagnie, 2008

Gambar

4.18 Perahu Kora-kora, yang

digunakan dalam pelayaran Hongi.

Dengan adanya hak oktroi tersebut, bangsa Indonesia mengalami

kerugian dan penderitaan. Tindakan VOC sangat sewenang-

wenang

dan tidak memerhatikan kepentingan rakyat Indonesia.

Jan Pieterzoon Coen memiliki

semboyan “tidak ada perdagangan

tanpa perang, dan juga tidak ada

perang tanpa perdagangan”. Dialah

yang memindahkan pos dagang

VOC di Banten dan kantor pusat

VOC dari Maluku ke Jayakarta.

Mengubah nama Jayakarta menjadi

Batavia.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

9494

9494

94

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

3.3.

3.3.

3.

Kebijakan Pemerintah Kerajaan Belanda (Republik

Kebijakan Pemerintah Kerajaan Belanda (Republik

Kebijakan Pemerintah Kerajaan Belanda (Republik

Kebijakan Pemerintah Kerajaan Belanda (Republik

Kebijakan Pemerintah Kerajaan Belanda (Republik

Bataafsche)

Bataafsche)

Bataafsche)

Bataafsche)

Bataafsche)

Kebijakan pemerintah Kerajaan Belanda yang dikendalikan

oleh Prancis sangat kentara pada masa Gubernur Jenderal Daendels

(1808 – 1811). Kebijakan yang diambil Daendels sangat berkaitan

dengan tugas utamanya yaitu untuk mempertahankan Pulau Jawa

dari serangan pasukan Inggris.

Pelayaran ini juga disertai

hak ekstirpasi

, yaitu hak

untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang

melebihi ketentuan.

Pada tahun 1700-an, VOC berusaha menguasai

daerah-daerah pedalaman yang banyak menghasilkan

barang dagangan. Imperialisme pedalaman ini sasaran-

nya Kerajaan Banten dan Mataram. Alasannya daerah

ini banyak menghasilkan barang-barang komoditas

seperti beras, gula merah, jenis-jenis kacang, dan lada.

Oleh karena itu VOC menerapkan berbagai macam

kebijakan. Lihat tabel 4.6

Tabel 4.6 Kebijakan VOC dan Pengaruhnya bagi Rakyat Indonesia

Berikut ini kebijakan-kebijakan VOC yang diterapkan di Indonesia.

a. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan

monopoli perdagangan.

b. Melaksanakan politik

devide et impera

(memecah dan menguasai) dalam rangka untuk

menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.

c. Untuk memperkuat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal.

d. Melaksanakan sepenuhnya

hak Oktroi

yang diberikan pemerintah Belanda.

e. Membangun pangkalan/markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah ke

Jayakarta (Batavia).

f. Melaksanakan pelayaran Hongi (

Hongi tochten

).

g. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang

melebihi ketentuan.

h. Adanya

verplichte leverantie

(penyerahan wajib) dan

Prianger stelsel

(sistem Priangan).

Berikut ini pengaruh kebijakan VOC bagi rakyat Indonesia.

a. Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh

VOC.

b. Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di

bawah kendali VOC.

c.

Hak

oktroi

(istimewa) VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin, dan

menderita.

d. Rakyat Indonesia mengenal ekonomi uang, mengenal sistem pertahanan benteng, etika

perjanjian, dan prajurit bersenjata modern (senjata api, meriam).

e. Pelayaran Hongi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, perbudakan,

dan pembunuhan.

f. Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan atau sumber

penghasilan yang bisa berlebih.

Sumber:

Sejarah Indonesia Modern 1200 – 2004

, 2005

Pelayaran Hongi disebut juga

Hongi

Tochten

. Kata

Hongi Tochten

berasal

dari kata

Hongi

(dalam bahasa Ter-

nate artinya armada atau angkatan

kapal laut).

Hongi Tochten

dilakukan

dengan perahu kora-kora yang

harus dibuat sendiri. Pelaksanaan

Hongi Tochten

dan hak ekstirpasi di

Banda menumbuhkan perlawanan

yang hebat dari rakyat.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

9595

9595

95

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Dalam upaya mempertahankan Pulau Jawa, Daendels

melakukan hal-hal berikut.

a.

Membangun ketentaraan, pendirian tangsi-tangsi/

benteng, pabrik mesiu/senjata di Semarang dan Surabaya

serta rumah sakit tentara.

b .

Membuat jalan pos dari Anyer sampai Panarukan dengan

panjang sekitar 1.000 km.

c.

Membangun pelabuhan di Anyer dan Ujung Kulon untuk

kepentingan perang.

d.

Memberlakukan kerja rodi atau kerja paksa untuk

membangun pangkalan tentara.

Sumber:

Ensiklopedia Umum Untuk

Pelajar,

2005

Gambar

4.19 Daendels, gubernur

jenderal yang bertangan besi

Sumber:

Atlas dan Lukisan SNI,

1984

Gambar

4.20. Peta Jalan Anyer - Panarukan yang dibuat oleh Daendels.

Prianger stelsel

atau sistem

Priangan adalah aturan yang me-

wajibkan rakyat Priangan me-

nanam kopi dan menyerahkan

hasilnya kepada kompeni.

Prianger

stelsel

ini dimulai pada tahun 1723.

Wajib kerja ini sama dengan kerja

paksa/rodi. Rakyat tidak diberi

upah, menderita, dan miskin.

Berikut ini kebijakan-kebijakan yang diberlakukan Daendels

terhadap kehidupan rakyat.

a.

Semua pegawai pemerintah menerima gaji tetap dan mereka

dilarang melakukan kegiatan perdagangan.

b.

Melarang penyewaan desa, kecuali untuk mem-

produksi gula, garam, dan sarang burung.

c.

Melaksanakan

contingenten

yaitu pajak dengan

penyerahan hasil bumi.

d.

Menetapkan

verplichte leverantie

, kewajiban

menjual hasil bumi hanya kepada pemerintah

dengan harga yang telah ditetapkan.

e.

Menerapkan sistem kerja paksa (

rodi

) dan

membangun ketentaraan dengan melatih orang-

orang pribumi.

f.

Membangun jalan pos dari Anyer sampai Panarukan sebagai

dasar pertimbangan pertahanan.

g.

Membangun pelabuhan-pelabuhan dan membuat kapal perang

berukuran kecil.

h.

Melakukan penjualan tanah rakyat kepada pihak swasta (asing).

i.

Mewajibkan

Prianger stelsel

, yaitu kewajiban rakyat Priangan

untuk menanam kopi.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

9696

9696

96

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Dalam melaksanakan pemerintahannya di Indonesia, Daendels

memberantas sistem feodal yang sangat diperkuat VOC. Untuk

mencegah penyalahgunaan kekuasaan, hak-hak bupati mulai dibatasi

terutama yang menyangkut penguasaan tanah dan pemakaian

tenaga

rakyat.

Selama memerintah, Daendels dikenal sebagai gubernur jenderal

yang “bertangan besi”. Ia memerintah dengan menerapkan disiplin

tinggi, keras, dan kejam. Bagi rakyat atau penguasa lokal yang

ketahuan membangkang, Daendels tidak segan-segan memberi

hukuman. Hal ini dapat dibuktikan saat Daendels menjalankan kerja

rodi untuk membangun jalan raya Anyer - Panarukan sepanjang

1.000 km. Dalam pembangunan tersebut, rakyat dipaksa kerja keras

tanpa diberi upah atau makanan, dan apabila rakyat ketahuan

melarikan diri akan ditangkap dan disiksa. Rakyat sangat menderita.

Pengaruh kebijakan pemerintah kerajaan yang diterapkan oleh

Daendels sangat berbekas dibanding penggantinya, Gubernur

Jenderal Janssens yang lemah. Langkah-langkah kebijakan Daendels

yang memeras dan menindas rakyat menimbulkan:

a.

kebencian yang mendalam baik dari kalangan penguasa daerah

maupun rakyat,

b.

munculnya tanah-tanah partikelir yang dikelola oleh pengusaha

swasta,

c.

pertentangan/perlawanan penguasa maupun rakyat,

d.

kemiskinan dan penderitaan yang berkepanjangan, serta

e.

pencopotan Daendels.

Pada tahun 1810, Kaisar Napoleon menganggap bahwa

tindakan Daendels sangat otoriter. Pada tahun 1811 Daendels

ia ditarik kembali ke negeri Belanda dan digantikan oleh

Gubernur Jenderal Janssens.

Ternyata Janssens tidak secakap dan sekuat Daendels

dalam melaksanakan tugasnya. Ketika Inggris menyerang

Pulau Jawa, ia menyerah dan harus menandatangani per-

janjian di Tuntang pada tanggal 17 September 1811.

Perjanjian tersebut dikenal dengan nama Kapitulasi

Tuntang, yang berisi sebagai berikut.

a.

Seluruh militer Belanda yang berada di wilayah Asia

Timur harus diserahkan kepada Inggris dan menjadi

tawanan militer Inggris.

b.

Hutang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris.

c.

Pulau Jawa dan Madura serta semua pelabuhan Belanda

di luar Jawa menjadi daerah kekuasaan Inggris (EIC).

Sumber:

http: //id.wikipedia.org /

wiki/Jan_Willem_Janssens, 2008

Gambar

4.21 Janssens

9797

9797

97

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

4.4.

4.4.

4.

Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris

Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris

Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris

Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris

Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris

Peristiwa Belanda menyerah kepada Inggris melalui Kapitulasi

Tuntang (1811), menjadi awal pendudukan kolonial Inggris di

Indonesia. Thomas Stamford Raffles diangkat menjadi Letnan

Gubernur EIC di Indonesia. Ia memegang pemerintahan selama lima

tahun (1811-1816) dengan membawa perubahan berasas liberal.

Pendudukan Inggris atas wilayah Indonesia tidak berbeda

dengan penjajahan bangsa Eropa lainnya. Raffles banyak

mengadakan perubahan-perubahan, baik di bidang ekonomi maupun

pemerintahan. Raffles bermaksud menerapkan politik kolonial

seperti yang dijalankan oleh Inggris di India. Kebijakan Daendels

yang dikenal dengan nama

Contingenten

diganti dengan sistem sewa

tanah (

Landrent

).

Sistem sewa tanah disebut juga sistem pajak tanah. Rakyat atau

para petani harus membayar pajak sebagai uang sewa, karena semua

tanah dianggap milik negara. Berikut ini pokok-pokok sistem

Landrent

.

a.

Penyerahan wajib dan wajib kerja dihapuskan.

b.

Hasil pertanian dipungut langsung oleh pemerintah tanpa

perantara bupati.

c.

Rakyat harus menyewa tanah dan membayar pajak kepada

pemerintah sebagai pemilik tanah.

Pemerintahan Raffles didasarkan atas prinsip-prinsip liberal

yang hendak mewujudkan kebebasan dan kepastian hukum. Prinsip

kebebasan mencakup kebebasan menanam dan kebebasan per-

dagangan. Kesejahteraan hendak dicapainya dengan memberikan

kebebasan dan jaminan hukum kepada rakyat sehingga tidak

menjadi korban kesewenang-wenangan para penguasa.

Dalam pelaksanaannya, sistem

Landrent

di Indonesia mengalami

kegagalan, karena:

a.

sulit menentukan besar kecilnya pajak untuk pemilik tanah

yang luasnya berbeda,

b.

sulit menentukan luas sempit dan tingkat kesuburan tanah,

c.

terbatasnya jumlah pegawai, dan

d.

masyarakat pedesaan belum terbiasa dengan sistem uang.

Tindakan yang dilakukan oleh Raffles berikutnya adalah

membagi wilayah Jawa menjadi 16 daerah karesidenan. Hal ini

mengandung maksud untuk mempermudah pemerintah melakukan

pengawasan terhadap daerah-daerah yang dikuasai. Setiap

karesidenan dikepalai oleh seorang residen dan dibantu oleh asisten

residen. Di samping itu Thomas Stamford Raffles juga memberi

sumbangan positif bagi Indonesia yaitu:

a.

membentuk susunan baru dalam pengadilan yang didasarkan

pengadilan Inggris,

b.

menulis buku yang berjudul

History of Java

,

9898

9898

98

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

c.

menemukan bunga

Rafflesia-arnoldii,

dan

d.

merintis adanya Kebun Raya Bogor.

Perubahan politik yang terjadi di Eropa mengakhiri pemerintahan

Raffles di Indonesia. Pada tahun 1814, Napoleon Bonaparte akhirnya

menyerah kepada Inggris. Belanda lepas dari kendali Prancis.

Hubungan antara Belanda dan Inggris sebenarnya akur, dan mereka

mengadakan pertemuan di London, Inggris.

Pertemuan ini meng-

hasilkan kesepakatan yang tertuang dalam

Convention of London

1814.

Isinya Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dulu

direbut Inggris. Status Indonesia dikembalikan sebagaimana dulu

sebelum perang, yaitu di bawah kekuasaan Belanda.

Penyerahan wilayah Hindia Belanda dari Inggris kepada

Belanda berlangsung di Batavia pada tanggal 19 Agustus 1816.

Inggris diwakili oleh John Fendall dan Belanda diwakili oleh Mr.

Ellout, van der Capellen, dan Buyskes.

5.5.

5.5.

5.

Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda

Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda

Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda

Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda

Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda

Setelah Indonesia kembali di bawah pemerintah

kolonial Belanda, pemerintahan dipegang oleh

Komisaris Jenderal. Komisaris ini terdiri dari Komisaris

Jenderal Ellout, dan Buyskes yang konservatif, serta

Komisaris Jenderal van der Capellen yang beraliran

liberal. Untuk selanjutnya pemerintahanan di Indonesia

dipegang oleh golongan lib

eral di bawah pimpinan

Komisaris Jenderal van der Capellen (1817 - 1830).

Selama memerintah, van der Capellen berusaha

mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Hal ini

dilakukan dengan tujuan untuk membayar hutang-

hutang Belanda yang cukup besar selama perang.

Kebijakan yang diambil adalah dengan meneruskan

kebijakan Raffles yaitu menyewakan tanah-tanah

terutama kepada bangsawan Eropa. Oleh kalangan

konservatif seiring dengan kesulitan ekonomi yang menimpa

Belanda, kebijakan ekonomi liberal dianggap gagal. Dalam

perkembangannya,

kaum konservatif dan liberal silih berganti

mendominasi parlemen dan pemerintahan. Keadaan ini berdampak

kebijakan di Indonesia sebagai tanah jajahan juga silih berganti

mengikuti kebijakan yang ada di Belanda.

a.a.

a.a.

a.

CultuurCultuur

CultuurCultuur

Cultuur

ss

ss

s

tt

tt

t

elsel elsel

elsel elsel

elsel

atat

atat

at

au Sisau Sis

au Sisau Sis

au Sis

tt

tt

t

em Tem T

em Tem T

em T

anam Panam P

anam Panam P

anam P

aksaaksa

aksaaksa

aksa

Kegagalan van der Capellen menyebabkan jatuhnya kaum liberal,

sehingga menyebabkan pemerintahan didominasi kaum konservatif.

Gubernur Jenderal van den Bosch, menerapkan kebijakan

politik dan

ekonomi konservatif di Indonesia.

Dalam parlemen di Belanda ada 2

kubu yang berdebat, yaitu:

1. Kubu Liberal

Tanah jajahan akan mendatang-

kan keuntungan jika urusan

ekonomi diserahkan kepada

pihak swasta.

2. Kubu Konsevatif

Tanah jajahan akan memberi ke-

untungan bagi Belanda apabila

urusan ekonomi ditangani lang-

sung oleh pemerintah. Indonesia

dinilai belum siap untuk diterap-

kan kebijakan ekonomi liberal.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

9999

9999

99

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Pada tahun

1830 mulai diterapkan aturan kerja rodi (kerja paksa)

yang disebut

Cultuurstelsel. Cultuurstelsel

dalam bahasa Inggris

adalah

Cultivation System

yang memiliki arti sistem tanam. Namun di

Indonesia

cultuurstelsel

lebih dikenal dengan istilah tanam paksa.

Ini cukup beralasan diartikan seperti itu karena dalam praktiknya

rakyat dipaksa untuk bekerja dan menanam tanaman wajib tanpa

mendapat imbalan. Tanaman wajib adalah tanaman perdagangan

yang laku di dunia internasional seperti kopi, teh, lada, kina, dan

tembakau.

Cultuurstelsel

diberlakukan dengan tujuan memperoleh

pendapatan

sebanyak mungkin dalam waktu relatif singkat. Dengan

harapan utang-utang Belanda yang besar dapat diatasi. Berikut ini

pokok-pokok

cultuurstelsel.

Lihat tabel 4.7.

Tabel 4.7. Pokok-Pokok Sistem Tanam Paksa

1) Rakyat wajib menyiapkan 1/5 dari lahan garapan untuk ditanami tanaman wajib.

2) Lahan tanaman wajib bebas pajak, karena hasil yang disetor sebagai pajak.

3) Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak akan dikembalikan.

4) Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib, tidak boleh

melebihi waktu yang diperlukan untuk menanam padi.

5) Rakyat yang tidak memiliki tanah wajib bekerja selama 66 hari dalam setahun di

perkebunan atau pabrik milik pemerintah.

6) Jika terjadi kerusakan atau gagal panen, menjadi tanggung jawab pemerintah.

7) Pelaksanaan tanam paksa diserahkan sepenuhnya kepada para penguasa pribumi (kepala

desa).

Sumber:

Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1.500 - 1.900,

1999

Sumber:

Ensiklopedia Umum untuk Pelajar,

2005

Gambar

4.22 Situasi pekerja dan mandor pada

masa tanam paksa.

Untuk mengawasi pelaksanaan tanam

paksa, Belanda menyandarkan diri pada

sistem tradisional dan feodal. Para bupati

dipekerjakan sebagai mandor/pengawas

dalam tanam paksa. Para bupati sebagai

perantara tinggal meneruskan perintah dari

pejabat Belanda.

Kalau melihat pokok-pokok

cultuur-

stelsel

dilaksanakan dengan semestinya

merupakan aturan yang baik. Namun praktik

di lapangan jauh dari pokok-pokok tersebut

atau dengan kata lain terjadi penyimpangan.

Berikut ini penyimpangan-penyimpangan

yang terjadi dalam sistem tanam paksa.

1)

Tanah yang harus diserahkan rakyat cenderung melebihi dari

ketentuan 1/5.

2)

Tanah yang ditanami tanaman wajib tetap ditarik pajak.

100100

100100

100

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

3)

Rakyat yang tidak punya tanah garapan ternyata bekerja di

pabrik atau perkebunan lebih dari 66 hari atau 1/5 tahun.

4)

Kelebihan hasil tanam dari jumlah pajak ternyata tidak

dikembalikan.

5)

Jika terjadi gagal panen ternyata ditanggung petani.

Dalam pelaksanaannya, tanam paksa banyak mengalami

penyimpangan dari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

Penyimpangan ini terjadi karena penguasa lokal, tergiur oleh janji

Belanda yang menerapkan sistem

cultuur procenten

.

Cultuur

procenten

atau prosenan tanaman adalah hadiah dari pemerintah

bagi para pelaksana tanam paksa (penguasa pribumi, kepala desa)

yang dapat menyerahkan hasil panen melebihi ketentuan yang

diterapkan dengan tepat waktu.

Bagi rakyat di Pulau Jawa, sistem tanam paksa dirasakan sebagai

bentuk penindasan yang sangat menyengsarakan rakyat. Rakyat

menjadi melarat dan menderita. Terjadi kelaparan yang menghebat

di Cirebon (1844), Demak (1848), dan Grobogan (1849). Kelaparan

mengakibatkan kematian penduduk meningkat.

Adanya berita kelaparan menimbulkan berbagai reaksi, baik

dari rakyat Indonesia maupun orang-orang Belanda. Rakyat selalu

mengadakan perlawanan tetapi tidak pernah berhasil. Penyebabnya

bergerak sendiri-sendiri secara sporadis dan tidak terorganisasi

secara baik. Reaksi dari Belanda sendiri

yaitu adanya pertentangan

dari golongan liberal dan

humanis

terhadap pelaksanaan

sistem tanam paksa.

Pada tahun 1860, Edward Douwes Dekker yang dikenal

dengan nama samaran Multatuli menerbitkan sebuah buku

yang berjudul “Max Havelar”.

Buku ini

berisi tentang keadaan

pemerintahan kolonial

yang bersifat menindas dan korup di

Jawa. Di samping Douwes Dekker,

juga ada tokoh lain yang

menentang tanam paksa yaitu Baron van Hoevel, dan

Fransen van de Putte yang menerbitkan artikel “

Suiker

Contracten

” (perjanjian gula).

Menghadapi berbagai reaksi yang ada, pemerintah

Belanda mulai menghapus sistem tanam paksa, namun secara

bertahap.

Sistem tanam paksa secara resmi dihapuskan pada

tahun 1870 berdasarkan UU

Landreform

(UU Agraria).

Meskipun tanam paksa sangat memberatkan

rakyat, namun di sisi lain juga memberikan pengaruh

yang positif terhadap rakyat, yaitu:

1)

terbukanya lapangan pekerjaan,

2)

rakyat mulai mengenal tanaman-tanaman baru,

dan

3)

rakyat mengenal cara menanam yang baik.

Sumber:

Ensiklopedia Umum

untuk Pelajar,

2005

Gambar

4.23 Fransen van de

Putte yang menerbitkan

Suiker Contracten

Sistem tanam paksa (

cultuurstelsel

)

juga dikritik karena mematikan

usaha perkebunan swasta di Hindia

Belanda. Kritikan ini ditulis

oleh

pengusaha

perkebunan Fransen

van de Pu

tte dalam artikelnya

Suiker Contracten

” (Perjanjian gula).

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

101101

101101

101

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

b.b.

b.b.

b.

PP

PP

P

olitik Pintu T

olitik Pintu T

olitik Pintu T

olitik Pintu T

olitik Pintu T

erbukerbuk

erbukerbuk

erbuk

aa

aa

a

Pada tahun 1860-an politik

batig slot

(mencari keuntungan besar)

mendapat pertentangan dari golongan liberalis dan humanitaris.

Kaum liberal dan kapital memperoleh kemenangan di parlemen.

Terhadap tanah jajahan (Hindia Belanda), kaum liberal berusaha

memperbaiki taraf kehidupan rakyat Indonesia. Keberhasilan

tersebut dibuktikan dengan dikeluarkannya Undang-Undang

Agraria tahun 1870. Pokok-pokok UU Agraria tahun 1870 berisi:

1)

pribumi diberi hak memiliki tanah dan menyewakannya kepada

pengusaha swasta, serta

2)

pengusaha dapat menyewa tanah dari gubernemen dalam

jangka waktu 75 tahun.

Dikeluarkannya UU Agraria ini mempunyai tujuan yaitu:

1)

memberi kesempatan dan jaminan kepada swasta asing (Eropa)

untuk membuka usaha dalam bidang perkebunan di Indonesia,

dan

2)

melindungi hak atas tanah penduduk agar tidak hilang (dijual).

UU Agraria tahun 1870 mendorong pelaksanaan politik pintu

terbuka yaitu membuka Jawa bagi perusahaan swasta. Kebebasan

dan keamanan para pengusaha dijamin. Pemerintah kolonial hanya

memberi kebebasan para pengusaha untuk menyewa tanah,

bukan

untuk membelinya. Hal ini dimaksudkan agar tanah penduduk tidak

jatuh ke tangan asing. Tanah sewaan itu dimaksudkan untuk mem-

produksi tanaman yang dapat diekspor ke Eropa.

Selain UU Agraria 1870, pemerintah Belanda juga mengeluar-

kan Undang-Undang Gula (

Suiker Wet

) tahun 1870. Tujuannya

adalah untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada para

pengusaha perkebunan gula. Isi dari UU ini yaitu:

1)

perusahaan-perusahaan gula milik pemerintah akan dihapus

secara bertahap, dan

2)

pada tahun 1891 semua perusahaan gula milik pemerintah

harus sudah diambil alih oleh swasta.

Dengan adanya UU Agraria dan UU Gula tahun 1870, banyak

swasta asing yang menanamkan modalnya di Indonesia, baik dalam

usaha perkebunan maupun pertambangan.

Berikut ini beberapa perkebunan asing yang muncul.

1)

Perkebunan tembakau di Deli, Sumatra Utara.

2)

Perkebunan tebu di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

3)

Perkebunan kina di Jawa Barat.

4)

Perkebunan karet di Sumatra Timur.

5)

Perkebunan kelapa sawit di Sumatra Utara.

6)

Perkebunan teh di Jawa Barat dan Sumatra Utara.

102102

102102

102

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Politik pintu terbuka yang diharapkan dapat memperbaiki

kesejahteraan rakyat, justru membuat rakyat semakin menderita.

Eksploitasi terhadap sumber-sumber pertanian maupun tenaga

manusia semakin hebat. Rakyat semakin menderita dan sengsara.

Adanya UU Agraria memberikan pengaruh bagi kehidupan rakyat,

seperti berikut.

1)

Dibangunnya fasilitas perhubungan dan irigasi.

2)

Rakyat menderita dan miskin.

3)

Rakyat mengenal sistem upah dengan uang, juga mengenal

barang-barang ekspor dan impor.

4)

Timbul pedagang perantara. Pedagang-pedagang tersebut

pergi ke daerah pedalaman, mengumpulkan hasil pertanian

dan menjualnya kepada grosir.

5)

Industri atau usaha pribumi mati karena pekerja-pekerjanya

banyak yang pindah bekerja di perkebunan dan pabrik-pabrik.

c.c.

c.c.

c.

Politik EtisPolitik Etis

Politik EtisPolitik Etis

Politik Etis

Politik pintu terbuka

ternyata tidak membawa kemakmuran

bagi rakyat

Indonesia. Van Deventer

mengecam pemerintah Belanda

yang tidak memisahkan keuangan negeri induk dan negeri jajahan.

Kaum liberal dianggap hanya mementingkan prinsip kebebasan

untuk mencari keuntungan tanpa memerhatikan nasib rakyat.

Contohnya perkebunan tebu yang mengeksploitasi tenaga rakyat

secara besar-besaran.

Dampak politik pintu terbuka bagi Belanda sangat besar.

Negeri Belanda mencapai kemakmuran yang sangat pesat.

Sementara rakyat di negeri jajahan sangat miskin dan menderita.

Oleh karena itu, van Deventer mengajukan politik yang diperjuang-

kan untuk kesejahteraan rakyat. Politik ini dikenal dengan politik

etis atau politik balas budi karena Belanda dianggap mempunyai

hutang budi kepada rakyat Indonesia yang dianggap telah mem-

bantu meningkatkan kemakmuran negeri Belanda. Politik etis yang

diusulkan van Deventer ada tiga hal, sehingga sering disebut Trilogi

van Deventer. Perhatikan tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Isi Trilogi van Deventer dan Penyimpangan-

Penyimpangannya

Berikut ini Isi Trilogi van Deventer.

1) Irigasi (pengairan), yaitu diusahakan pembangunan irigasi untuk mengairi sawah-sawah

milik penduduk untuk membantu peningkatan kesejahteraan penduduk.

2) Edukasi (pendidikan), yaitu penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat pribumi agar

mampu menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik.

3) Migrasi (perpindahan penduduk), yaitu perpindahan penduduk dari daerah yang padat

penduduknya (khususnya Pulau Jawa) ke daerah lain yang jarang penduduknya agar

lebih merata.

103103

103103

103

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Pada dasarnya kebijakan-kebijakan yang diajukan oleh van Deventer tersebut baik. Akan

tetapi dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh

para pegawai Belanda. Berikut ini penyimpangan-penyimpangan tersebut.

1) Irigasi

Pengairan (irigasi) hanya ditujukan kepada tanah-tanah yang subur untuk perkebunan

swasta Belanda. Sedangkan milik rakyat tidak dialiri air dari irigasi.

2) Edukasi

Pemerintah Belanda membangun sekolah-sekolah. Pendidikan ditujukan untuk

mendapatkan tenaga administrasi yang cakap dan murah. Pendidikan yang dibuka

untuk seluruh rakyat, hanya diperuntukkan kepada anak-anak pegawai negeri dan

orang-orang yang mampu. Terjadi diskriminasi pendidikan yaitu pengajaran di sekolah

kelas I untuk anak-anak pegawai negeri dan orang-orang yang berharta, dan di sekolah

kelas II kepada anak-anak pribumi dan pada umumnya.

3) Migrasi

Migrasi ke daerah luar Jawa hanya ditujukan ke daerah-daerah yang dikembangkan

perkebunan-perkebunan milik Belanda. Hal ini karena adanya permintaan yang besar

akan tenaga kerja di daerah-daerah perkebunan seperti perkebunan di Sumatra Utara,

khususnya di Deli, Suriname, dan lain-lain. Mereka dijadikan kuli kontrak. Migrasi ke

Lampung mempunyai tujuan menetap. Karena migrasi ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan akan tenaga kerja, maka tidak jarang banyak yang melarikan diri.

Untuk mencegah agar pekerja tidak melarikan diri, pemerintah Belanda mengeluarkan

Poenale sanctie

, yaitu peraturan yang menetapkan bahwa pekerja yang melarikan diri

akan dicari dan ditangkap polisi, kemudian dikembalikan kepada mandor/pengawasnya.

Sumber:

Indonesia Abad ke-20 jilid I,

1998

Berbagai kebijakan yang diambil oleh VOC maupun pemerintah

Belanda mulai dari monopoli perdagangan, penyerahan wajib,

sistem tanam paksa, maupun politik pintu terbuka tidak membawa

perubahan pada kesejahteraan rakyat. Rakyat tetap miskin dan

menderita sampai pada pendudukan militer Jepang.

6.6.

6.6.

6.

Perbedaan Pengaruh Kolonial

Perbedaan Pengaruh Kolonial

Perbedaan Pengaruh Kolonial

Perbedaan Pengaruh Kolonial

Perbedaan Pengaruh Kolonial

Pengaruh kolonial tidak lepas dari masa pendudukan, tingkat

kepentingan, dan kebijakan yang diterapkan. Tidak bisa dipungkiri

bahwa Kepulauan Indonesia sangat dipengaruhi oleh pendudukan

para kolonialis. Pengaruh kolonialis Barat mencakup beberapa aspek

yaitu aspek ekonomi, politik, sosial, dan kebudayaan. Namun tingkat

pengaruhnya sangat bervariasi antara Pulau Jawa dengan pulau-

pulau yang lain dan antara satu daerah dengan daerah yang lain.

Perbedaan pengaruh ini disebabkan oleh beberapa hal berikut.

a.

Kompetisi atau persaingan di antara bangsa Eropa sehingga

Belanda perlu menguasai beberapa daerah untuk mencegah

masuknya kekuatan lain.

b.

Letak daerah jajahan yang strategis dalam jalur pelayaran dan

perdagangan internasional.

c.

Perbedaan persebaran sumber daya alam dan sumber daya

manusia.

d.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial.

104104

104104

104

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Pemerintah kolonial menjadikan Pulau Jawa sebagai pusat

pemerintahan sehingga aktivitas kolonial yang paling banyak berada

di Pulau Jawa. Hal ini disebabkan Pulau Jawa tanahnya subur dan

letaknya strategis. Selain itu juga memiliki penduduk yang lebih

banyak dibanding daerah-daerah lain di Indonesia. Di samping itu

di Pulau Jawa terdapat pusat-pusat perdagangan yang sudah

terkenal sejak dulu.

Di Pulau Jawa, Belanda memusatkan segala kegiatannya, baik

perkebunan, pertanian, pertambangan, maupun pemerintahan.

Belanda membuka perkebunan-perkebunan tanaman ekspor untuk

dibawa ke negeri Belanda. Selain itu juga membangun jalan raya, jalan

kereta api, jembatan, maupun pelabuhan-pelabuhan. Pembangunan

tersebut dilakukan dengan tenaga rakyat melalui kerja rodi.

1. Periode Sebelum Abad Ke-18

1. Periode Sebelum Abad Ke-18

1. Periode Sebelum Abad Ke-18

1. Periode Sebelum Abad Ke-18

1. Periode Sebelum Abad Ke-18

a.a.

a.a.

a.

Dipati Unus (1

Dipati Unus (1

Dipati Unus (1

Dipati Unus (1

Dipati Unus (1

55

55

5

11

11

1

8 – 18 – 1

8 – 18 – 1

8 – 1

5252

5252

52

1)1)

1)1)

1)

Hanya kurang lebih satu tahun setelah kedatangan Portugis

di Malaka (1511), perlawanan terhadap dominasi Barat mulai muncul.

Jatuhnya Malaka ke pihak Portugis sangat merugikan jaringan

perdagangan para pedagang Islam dari Kepulauan Indonesia.

Solidaritas sesama pedagang Islam terbangun

saat Malaka jatuh ke pihak Portugis. Kerajaan Aceh,

Palembang, Banten, Johor, dan Demak bersekutu

untuk menghadapi Portugis di Malaka. Pada tahun

1513, Demak mengadakan penyerangan terhadap

Portugis di Malaka. Penyerangan tersebut dipimpin

oleh Adipati Unus,

putra Raden Patah. Namun karena

faktor jarak yang begitu jauh dan peralatan perang yang

kurang seimbang serta strategi perang kurang jitu,

penyerangan tidak berhasil.

Perlawanan Menentang Kolonialisme dan

Perlawanan Menentang Kolonialisme dan

Perlawanan Menentang Kolonialisme dan

Perlawanan Menentang Kolonialisme dan

Perlawanan Menentang Kolonialisme dan

Imperialisme Barat di Indonesia

Imperialisme Barat di Indonesia

Imperialisme Barat di Indonesia

Imperialisme Barat di Indonesia

Imperialisme Barat di Indonesia

C.C.

C.C.

C.

Dipati Unus atau Yunus adalah

putra Raden Patah, penguasa

Kerajaan Demak di Jawa. Dipati

Unus mendapat sebutan “Pangeran

Sabrang Lor“ karena jasanya

memimpin armada laut Demak

dalam penyerangan ke Malaka.

Pemerintahan Pangeran Sabrang

Lor tidak berlangsung lama, dari

tahun 1518 – 1521.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

1. Sistem tanam paksa yang diterapkan Belanda berdampak kuat terhadap kehidupan

sosial masyarakat. Untuk dapat memahami sejauh mana kemampuan kalian, maka

coba kalian buat sebuah ulasan dengan judul “Dampak Sistem Tanam Paksa

terhadap Mentalitas Masyarakat Jawa”!

2. Diskusikan dengan teman sebangku kalian, bagaimanakah pelaksanaan transmigrasi

pada masa penjajahan Belanda? Bandingkan pula dengan pelaksanaan transmigrasi

pada masa sekarang! Buatlah laporan diskusinya secara sederhana!

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

105105

105105

105

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Sumber:

Ilustrasi bagian produksi,

2008

Gambar

4.24 Peta jalur penyerangan Demak ke Malaka.

Lautan Pasifik

Lautan Hindia (Indonesia)

Malaka

b. Pb. P

b. Pb. P

b. P

anglima Fanglima F

anglima Fanglima F

anglima F

atat

atat

at

ahillah (1ahillah (1

ahillah (1ahillah (1

ahillah (1

5252

5252

52

7 – 17 – 1

7 – 17 – 1

7 – 1

55

55

5

70)70)

70)70)

70)

Dalam rangka memperluas ekspansinya ke

daerah Barat, Demak mengirim Fatahillah untuk

menggagalkan rencana kerja sama antara Portugis

dan Pajajaran. Pada tahun 1527, Fatahillah mengada-

kan penyerangan terhadap Portugis di Sunda Kelapa.

Serangan tersebut berhasil mengusir Portugis dari

Sunda Kelapa. Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1527

nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta atau

Jakarta yang

berarti kemenangan yang sempurna.

Fatahillah diangkat oleh Sultan

Trenggono sebagai

wakil Sultan Demak yang memerintah di Banten dan Jayakarta.

c.c.

c.c.

c.

SultSult

SultSult

Sult

an Baabullah (1

an Baabullah (1

an Baabullah (1

an Baabullah (1

an Baabullah (1

55

55

5

70 – 170 – 1

70 – 170 – 1

70 – 1

583)583)

583)583)

583)

Raja Ternate yang sangat gigih melawan Portugis adalah

Sultan Hairun yang bersifat sangat anti-Portugis. Beliau dengan

tegas menentang usaha Portugis untuk melakukan monopoli

perdagangan di Ternate. Rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan

Hairun melakukan perlawanan. Rakyat menyerang dan membakar

benteng-benteng Portugis. Portugis kewalahan menghadapi

perlawanan

tersebut.

Dengan kekuatan yang lemah, tentu saja Portugis tidak mampu

menghadapi perlawanan. Oleh karena itu, pada tahun 1570 dengan

licik Portugis menawarkan tipu perdamaian. Sehari setelah sumpah

ditandatangani, de Mosquito mengundang Sultan Hairun

untuk

menghadiri pesta perdamaian di benteng. Tanpa curiga Sultan

Hairun hadir, dan kemudian dibunuh oleh kaki tangan Portugis.

Fatahillah dilahirkan sekitar tahun

1490 di Pasai, Sumatra Utara. Nama

lain Fatahillah adalah Falatehan,

Fadhilah Khan, Ratu Bagus Pase,

dan Ratu Sunda Kelapa. Ayahnya

bernama Maulana Makhdar Ibrahim

selaku guru agama Islam di Pasai

kelahiran Gujarat, India Selatan.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

106106

106106

106

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Peristiwa ini menimbulkan kemarahan besar bagi rakyat

Maluku dan terutama Sultan Baabullah, anak Sultan Hairun.

Bersama rakyat, Sultan Baabullah bertekad menggempur Portugis.

Pasukan Sultan Baabullah memusatkan penyerangan untuk

mengepung benteng Portugis di Ternate. Lima tahun lamanya

Portugis mampu bertahan di dalam benteng yang akhirnya

menyerah pada tahun 1575 karena kehabisan bekal. Kemudian

Portugis melarikan diri ke Timor Timur.

d.d.

d.d.

d.

SultSult

SultSult

Sult

an Iskan Isk

an Iskan Isk

an Isk

andar Muda (1

andar Muda (1

andar Muda (1

andar Muda (1

andar Muda (1

6060

6060

60

7 - 17 - 1

7 - 17 - 1

7 - 1

636)636)

636)636)

636)

Penyerangan Aceh terhadap Portugis di Malaka pertama kali

dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Alaudin Riayat Syah. Untuk

itu, Sultan Alaudin Riayat Syah mengirim utusan ke Konstantinopel

(Turki)

untuk meminta bantuan militer dan permintaan khusus

mengenai pengiriman meriam-meriam, pembuata

n senjata api, dan

penembak-penembak. Selain itu, Aceh juga meminta

bantuan dari

Kalikut dan Jepara.

Dengan semua bantuan dari Turki maupun kerajaan-kerajaan

lainnya, Aceh mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Malaka

pada tahun 1568. Namun penyerangan tersebut mengalami kegagalan.

Meskipun demikian, Sultan Alaudin telah menunjukkan ketangguhan

sebagai kekuatan militer yang disegani dan di

perhitungkan di

kawasan Selat Malaka.

Penyerangan terhadap Portugis dilakukan kembali pada masa

Sultan Iskandar Muda memerintah. Pada tahun 1629, Aceh

menggempur Portugis di Malaka dengan sejumlah kapal yang

memuat 19.000 prajurit. Pertempuran sengit tak terelakkan yang

kemudian berakhir dengan kekalahan di pihak Aceh.

e.e.

e.e.

e.

SultSult

SultSult

Sult

an Aan A

an Aan A

an A

gung Hangung Han

gung Hangung Han

gung Han

yy

yy

y

okrokr

okrokr

okr

okok

okok

ok

usumo (1usumo (1

usumo (1usumo (1

usumo (1

66

66

6

11

11

1

3 – 13 – 1

3 – 13 – 1

3 – 1

66

66

6

45)45)

45)45)

45)

Raja Mataram yang terkenal adalah Sultan

Agung Hanyokrokusumo. Beliau di samping cakap

sebagai raja juga fasih dalam hal seni budaya,

ekonomi, sosial, dan perpolitikan. Beliau

berhasil

mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa seperti

Gresik

(1613), Tuban (1616), Madura (1624), dan

Surabaya (1625).

Setelah berhasil mempersatukan

kerajaan-kerajaan Islam

di Jawa,

Sultan Agung

mengalihkan perhatiannya pada VOC (Kompeni) di

Batavia. VOC di bawah pimpinan Jan Pieterzoon

Coen berusaha mendirikan benteng untuk memper-

kuat monopolinya di Jawa.

Niat VOC (kompeni) tersebut membuat

marah Sultan

Agung sehingga mengakibatkan Mataram sering

bersitegang dengan VOC (kompeni).

Pada tahun 1614 sebenarnya VOC

telah melakukan kontak dengan

Mataram (Sultan Agung) yang

melahirkan perjanjian 1614, berisi:

1. Sultan memperkenankan

Kompeni Belanda mendirikan

kantor dagang (loji) di Jepara.

2. Belanda siap memberikan apa

saja yang diminta Sultan Agung.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

107107

107107

107

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Sumber:

Album Pahlawan

Bangsa,

2004

Gambar

4.25 Sultan

Agung Hanyokrokusumo

f.f.

f.f.

f.

SultSult

SultSult

Sult

an Aan A

an Aan A

an A

geng Tgeng T

geng Tgeng T

geng T

irir

irir

ir

tt

tt

t

aa

aa

a

yy

yy

y

asa (1asa (1

asa (1asa (1

asa (1

6565

6565

65

1 – 11 – 1

1 – 11 – 1

1 – 1

683)683)

683)683)

683)

Sultan Ageng merupakan musuh VOC yang tangguh.

Pihak VOC ingin mendapatkan monopoli lada di Banten. Pada

tahun 1656 pecah perang. Banten menyerang daerah-daerah

Batavia dan kapal-kapal VOC, sedangkan VOC memblokade

pelabuhan. Pada tahun 1659 tercapai suatu penyelesaian damai.

VOC mencari siasat memecah belah dengan memanfaatkan

konflik internal dalam keluarga Kerajaan Banten.

Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putranya yang ber-

gelar Sultan Haji (1682 – 1687) sebagai raja di Banten. Sultan

Ageng dan Sultan Haji berlainan sifatnya. Sultan Ageng

bersifat sangat keras dan anti-VOC sedang Sultan Haji lemah

dan tunduk pada VOC. Maka ketika

Sultan Haji menjalin

hubungan dengan VOC, Sultan Ageng menentang

dan langsung

menurunkan Sultan Haji dari tahtanya. Namun, Sultan

Haji

menolak untuk turun dari tahta kerajaan.

Untuk mendapatkan tahtanya kembali, Sultan

Haji meminta bantuan pada VOC. Pada tanggal 27

Februari 1682 pasukan Sultan

Ageng menyerbu Istana

Surosowan di mana Sultan Haji bersemayam.

Namun

mengalami kegagalan karena persenjataan S

ultan Haji

yang dibantu VOC lebih lengkap. Tahun 1683 Sultan

Ageng berhasil ditangkap, dan Sultan Haji kembali

menduduki tahta Banten.

Meskipun Sultan Ageng telah

ditangkap, perlawanan terus berlanjut di bawah

pimpinan Ratu Bagus Boang dan Kyai Tapa.

Sultan Agung menyadari bahwa kompeni Belanda tidak

dapat dipercaya. Oleh karena itu pada tanggal 22 Agustus

1628 Sultan Agung memerintahkan penyerangan pasukan

Mataram ke Batavia. Pasukan Mataram dipimpin oleh

Tumenggung Baurekso dan Dipati Ukur. Kemudian tahun

1629, Mataram kembali menyerang VOC di Batavia di bawah

pimpinan Suro Agul-Agul, Kyai Adipati Mandurareja, dan

Dipati Upasanta. Meskipun tidak berhasil mengusir VOC dari

Batavia, Sultan Agung sudah menunjukkan semangat anti

penjajahan asing khususnya kompeni Belanda.

g.g.

g.g.

g.

SultSult

SultSult

Sult

an Hasanuddin (1

an Hasanuddin (1

an Hasanuddin (1

an Hasanuddin (1

an Hasanuddin (1

6565

6565

65

4 – 14 – 1

4 – 14 – 1

4 – 1

669)669)

669)669)

669)

Perdagangan di Makassar mencapai per-

kembangan pesat pada masa pemerintahan Sultan

Hasanuddin. Banyak pedagang dari berbagai negara

seperti Cina, Jepang, Sailan, Gujarat, Belanda, Inggris,

dan Denmark yang berdagang di Bandar Sambaopu.

Bahkan untuk mengatur perdagangan, dikeluarkan-

lah hukum pelayaran dan perdagangan Ade

Allopilloping Bacanna Pabalue.

Sultan Ageng Tirtayasa mem-

punyai nama asli Abu’l Fath Abdul

Fattah. Beliau lahir di Banten pada

tahun 1631. Beliau diangkat menjadi

Raja Banten pada usia 20 tahun.

Sultan Ageng Tirtayasa dikenal

sebagai raja yang sangat gigih

menentang VOC.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Perdagangan di Makassar sangat

ramai. Hal ini disebabkan pelabuhan

Makassar terletak di tengah-tengah

jalur perdagangan Maluku dan

Malaka.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Sumber:

Album Pahlawan

Bangsa,

2004

Gambar

4.26 Sultan Ageng

Tirtayasa

108108

108108

108

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

2.2.

2.2.

2.

Periode Sesudah Abad Ke-18

Periode Sesudah Abad Ke-18

Periode Sesudah Abad Ke-18

Periode Sesudah Abad Ke-18

Periode Sesudah Abad Ke-18

a.a.

a.a.

a.

Perang Paderi (1803 – 1838

Perang Paderi (1803 – 1838

Perang Paderi (1803 – 1838

Perang Paderi (1803 – 1838

Perang Paderi (1803 – 1838

))

))

)

Peristiwa ini berawal dari gerakan Paderi untuk

memurnikan ajaran Islam di wilayah Minangkabau,

Sumatra Barat.

Perang ini dikenal dengan nama

Perang Paderi karena merupakan perang antara kaum

Paderi/kaum putih/golongan agama melawan kaum

hitam/kaum Adat dan Belanda. Tokoh-tokoh

pendukung kaum Paderi adalah Tuanku Nan Renceh,

Tuanku Kota Tua, Tuanku Mensiangan, Tuanku

Pasaman, Tuanku Tambusi, dan Tuanku Imam.

Jalannya Perang Paderi dapat dibagi menjadi 3

tahapan, berikut.

Ketika VOC datang ke Maluku untuk mencari rempah-

rempah, Makassar juga dijadikan daerah sasaran untuk

dikuasai. VOC melihat Makassar sebagai daerah yang me-

nguntungkan karena pelabuhannya ramai dikunjungi pedagang

dan harga rempah-rempah

sangat murah. VOC ingin menerap-

kan monopoli perdagangan namun ditentang oleh Sultan

Hasanuddin.

Pada bulan Desember 1666, armada VOC dengan kekuatan

21 kapal yang dilengkapi meriam, mengangkut 600 tentara

yang dipimpin Cornelis Speelman tiba dan menyerang

Makassar dari laut. Arung Palaka dan orang-orang suku Bugis

rival suku Makassar membantu VOC menyerang melalui

daratan. Akhirnya VOC dengan sekutu-sekutu Bugisnya

keluar sebagai pemenang. Sultan Hasanuddin

dipaksa menandatangani Perjanjian

Bongaya pada

tanggal 18 November 1667, yang berisi:

1)

Sultan Hasanuddin memberi kebebasan kepada

VOC melaksanakan perdagangan,

2)

VOC memegang monopoli perdagangan di

Sombaopu,

3)

Benteng Makassar di Ujungpandang diserahkan

pada VOC,

4)

Bone dan kerajaan-kerajaan Bugis lainnya

terbebas dari kekuasaan Gowa.

Sultan Hasanuddin tetap gigih, masih mengobarkan per-

tempuran-pertempuran. Serangan besar-besaran terjadi pada bulan

April 1668 sampai Juni 1669, namun mengalami kekalahan. Akhirnya

Sultan tak berdaya, namun semangat juangnya menentang VOC

masih dilanjutkan oleh orang-orang Makassar. Karena keberanian-

nya itu, Belanda memberi julukan Ayam Jantan dari Timur kepada

Sultan Hasanuddin.

Dalam masyarakat Minangkabau

ada dua golongan yaitu kaum

Paderi dan kaum Adat. Kaum Adat

mempunyai kebiasaan buruk yaitu

menyabung ayam, berjudi, minum-

minuman keras, dan lain lain. Oleh

karena itu kaum Paderi (Islam)

berusaha mengadakan gerakan-

gerakan pembaruan untuk me-

murnikan ajaran Islam. Namun

ditentang kaum Adat, sehingga

pecah Perang Paderi.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Sultan Hasanuddin mempunyai

nama asli Muhammad Bakir atau

I Mallambosi. Sultan Hasanuddin

lahir di Ujungpandang pada tahun

1631. Saat belum menjadi raja,

beliau sudah sering diutus

ayah-

nya untuk mengadakan perjanjian

kerja sama perdagangan dan

pertahanan dengan kerajaan lain.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Sumber:

Album Pahlawan

Bangsa,

2004

Gambar

4.27 Sultan

Hasanuddin

109109

109109

109

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

1)1)

1)1)

1)

TT

TT

T

ahap I, tahap I, t

ahap I, tahap I, t

ahap I, t

ahun 1ahun 1

ahun 1ahun 1

ahun 1

803 – 1803 – 1

803 – 1803 – 1

803 – 1

8282

8282

82

11

11

1

Ciri perang tahap pertama ini adalah murni perang saudara

dan belum ada campur tangan pihak luar, dalam hal ini Belanda. Perang

ini mengalami perkembangan baru saat kaum Adat meminta bantuan

kepada Belanda. Sejak itu dimulailah Perang Paderi melawan

Belanda.

2)2)

2)2)

2)

TT

TT

T

ahap II, tahap II, t

ahap II, tahap II, t

ahap II, t

ahun 1ahun 1

ahun 1ahun 1

ahun 1

822 – 1822 – 1

822 – 1822 – 1

822 – 1

832832

832832

832

Tahap ini ditandai dengan meredanya pertempuran karena

Belanda berhasil mengadakan perjanjian dengan kaum Paderi yang

makin melemah. Pada tahun 1825, berhubung dengan adanya

perlawanan Diponegoro di Jawa, pemerintah Hindia Belanda

dihadapkan pada kesulitan baru. Kekuatan militer Belanda terbatas,

dan harus menghadapi dua perlawanan besar yaitu perlawanan

kaum Paderi dan perlawanan Diponegoro. Oleh karena itu, Belanda

mengadakan perjanjian perdamaian dengan Kaum Paderi. Perjanjian

tersebut adalah Perjanjian Masang (1825) yang berisi masalah

gencatan senjata di antara kedua belah pihak.

Setelah Perang Diponegoro selesai, Belanda kembali meng-

gempur kaum Paderi di bawah pimpinan Letnan Kolonel

Ellout tahun 1831. Kemudian, disusul juga oleh pasukan yang

dipimpin Mayor Michiels.

3)3)

3)3)

3)

TT

TT

T

ahap III, tahap III, t

ahap III, tahap III, t

ahap III, t

ahun 1ahun 1

ahun 1ahun 1

ahun 1

832 – 1832 – 1

832 – 1832 – 1

832 – 1

838838

838838

838

Perang pada tahap ini adalah perang semesta rakyat

Minangkabau mengusir Belanda. Sejak tahun 1831 kaum Adat

dan kaum Paderi bersatu melawan Belanda yang dipimpin

oleh Tuanku Imam Bonjol.

Pada tanggal 16 Agustus 1837 jam 8 pagi, Bonjol secara

keseluruhan diduduki Belanda. Tuanku Imam mengungsi ke

Marapak. Pertempuran itu berakhir dengan penangkapan

Tuanku Imam, yang langsung dibawa ke Padang. Selanjutnya

atas perintah Letkol Michiels, Tuanku Imam diasingkan ke

Cianjur, Jawa Barat pada tahun 1838. Kemudian pada tahun

1839 dipindah ke Ambon. Tiga tahun kemudian dipindah ke

Manado sampai meninggal pada tanggal 6 November 1964 pada

usia 92 tahun.

Sumber:

Album Pahlawan

Bangsa,

2004

Gambar

4.28 Tuanku Imam

Bonjol

memimpin

perlawanan rakyat Paderi

terhadap Belanda.

b.b.

b.b.

b.

PP

PP

P

erer

erer

er

ang Malukang Maluk

ang Malukang Maluk

ang Maluk

u (1u (1

u (1u (1

u (1

88

88

8

11

11

1

7)7)

7)7)

7)

Ketika Belanda kembali berkuasa pada tahun 1817,

monopoli diberlakukan lagi. Diberlakukan lagi sistem

ekonomi uang kertas yang sangat dibenci dan keluar

perintah sistem kerja paksa (rodi). Belanda tampak-

nya juga tidak mau menyokong dan memerhatikan

keberadaan gereja Protestan dan pengelolaan sekolah-

sekolah protestan secara layak. Inilah penyebab utama

meletusnya Perang Maluku yang dipimpin Kapitan

Pattimura.

Kapitan Pattimura nama aslinya

adalah Thomas Matullesy. Dilahirkan

pada tahun 1783 di negeri Haria, buah

perkawinan dari Frans Matulessy

dan Fransina Silahoi. Thomas me-

miliki

saudara kandung yang ber-

nama Johannis Matulessy. Mereka

kakak beradik memiliki tekad per-

juangan yang sama. Nama Kapitan

Pattimura merupakan nama gelar

mewarisi gelar dari moyangnya.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

110110

110110

110

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Sumber:

Album Pahlawan

Bangsa, 2004

Gambar

4.30 Pangeran

Diponegoro

Pada tanggal 15 Mei 1817, pasukan Pattimura mengadakan

penyerbuan ke Benteng Duurstede. Dalam penyerangan

tersebut, Benteng Duurstede dapat diduduki oleh pasukan

Pattimura bahkan residen van den Berg beserta keluarganya

tewas. Tentara Belanda yang tersisa dalam benteng tersebut

menyerahkan diri. Dalam penyerbuan itu, Pattimura dibantu

oleh Anthonie Rheebok, Christina Martha Tiahahu, Philip

Latumahina, dan Kapitan Said Printah.

Berkat siasat Belanda yang berhasil membujuk Raja Booi,

pada tanggal 11 November 1817, Thomas Matulessy atau

yang akrab dikenal dengan gelar Kapitan Pattimura berhasil

ditangkap di perbatasan hutan Booi dan Haria.

Akhirnya vonis

hukuman gantung dijatuhkan kepada

empat pemimpin, yaitu Thomas Matullessy

atau Kapitan Pattimura,

Anthonie Rheebok, Said Printah, dan Philip Latumahina. Eksekusi

hukuman gantung sampai mati dilaksanakan pada pukul 07.00

tanggal 10 Desember 1817 disaksikan rakyat Ambon.

c.c.

c.c.

c.

Perang Bone (1824)

Perang Bone (1824)

Perang Bone (1824)

Perang Bone (1824)

Perang Bone (1824)

Pada tahun 1824, Gubernur Jenderal van der

Capellen

membujuk kerajaan-kerajaan di

Sulawesi

Selatan untuk memperbarui Perjanjian Bongaya, tetapi

Bone

bersikeras menolaknya. Setelah van der Capellen

pergi meninggal

kan Bone, Ratu Bone memimpin

kerajaan-kerajaan Bugis melancar

kan perang. Mereka

merebut wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda dan

berhasil membantai dua garnisun Belanda. Tentunya

pihak Belanda tidak tinggal diam, segera melancarkan

serangan balasan.

Pada tahun 1825, pasukan Belanda berhasil memukul pasukan

Bone. Penaklukan yang terakhir dan menentukan kekalahan Bone,

baru terjadi pada tahun 1908. Bone harus menandatangani Perjanjian

Pendek atau plakat pendek

(Korte Verklaring)

.

Sumber:

Album Pahlawan

Indonesia, 2004

Gambar

4.29 Kapitan

Pattimura

d.d.

d.d.

d.

Perang Diponegoro (1825 – 1830)

Perang Diponegoro (1825 – 1830)

Perang Diponegoro (1825 – 1830)

Perang Diponegoro (1825 – 1830)

Perang Diponegoro (1825 – 1830)

Pada saat sebelum Perang Diponegoro meletus, terjadi

kekalutan di Istana Yogyakarta. Ketegangan mulai timbul ketika

Sultan

Hamengku Buwono II memecat dan menggeser

pegawai istana dan

bupati-bupati yang dahulu dipilih oleh

Sultan Hamengku Buwono I.

Kekacauan dalam istana semakin besar ketika mulai ada

campur tangan Belanda. Tindakan sewenang-wenang yang

dilakukan Belanda menimbulkan kebencian rakyat. Kondisi

ini memuncak menjadi perlawanan menentang Belanda.

Ratu Bone yang memimpin

perlawanan terhadap Belanda

bernama I-Maneng Paduka Sri

Ratu Sultana Salima Rajiat Ud-din,

atau dikenal dengan nama Matinro

E-Kassi. Beliau

memerintah

tahun

1823-1835.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

111111

111111

111

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Berikut ini sebab-sebab umum perlawanan Diponegoro.

1.

Kekuasaan Raja Mataram semakin lemah, wilayahnya dipecah-

pecah.

2.

Belanda ikut campur

tangan dalam urusan pemerintahan dan

pengangkatan raja pengganti.

3.

Kaum bangsawan sangat dirugikan karena sebagian besar

sumber penghasilannya diambil alih oleh Belanda. Mereka

dilarang menyewakan tanah bahkan diambil alih haknya.

4.

Adat istiadat keraton menjadi rusak dan kehidupan

beragama

menjadi merosot.

5.

Penderitaan rakyat yang berkepanjangan sebagai akibat dari

berbagai macam pajak, seperti pajak hasil bumi, pajak jembatan,

pajak jalan, pajak

pasar, pajak ternak, pajak dagangan, pajak

kepala,

dan pajak tanah.

Hal yang menjadi sebab utama perlawanan

Pangeran Diponegoro adalah adanya rencana

pembuatan jalan yang melalui makam leluhur Pangeran

Diponegoro di Tegalrejo. Dalam perang tersebut,

Pangeran Diponegoro mendapatkan dukungan dari

rakyat Tegalrejo, dan dibantu Kyai Mojo, Pangeran

Mangkubumi, Sentot Alibasyah Prawirodirjo, dan

Pangeran Dipokusumo.

Pada tanggal 20 Juli 1825, Belanda bersama Patih

Danurejo IV mengadakan serangan ke Tegalrejo.

Pangeran Diponegoro bersama pengikutnya menyingkir ke Selarong,

sebuah perbukitan di Selatan Yogyakarta. Selarong dijadikan

markas untuk menyusun kekuatan dan strategi penyerangan secara

gerilya. Agar tidak mudah diketahui oleh pihak Belanda,

tempat

markas berpindah-pindah, dari Selarong ke Plered kemudian ke

Dekso dan ke Pengasih. Perang Diponegoro menggunakan siasat

perang gerilya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Berbagai upaya untuk mematahkan perlawanan

Pangeran Diponegoro telah dilakukan Belanda, namun

masih g

agal. Siasat

Benteng stelsel

(sistem Benteng)

yang banyak menguras biaya diterapkan juga. Namun

sistem benteng ini juga kurang efektif untuk

mematahkan perlawanan Diponegoro.

Jenderal

De Kock akhirnya menggunakan siasat

tipu muslihat

melalui perundingan. Pada tanggal 28

Maret 1830, Pangeran Diponegoro bersedia hadir

untuk berunding di rumah Residen Kedu di Magelang. Dalam

perundingan tersebut, Pangeran Diponegoro ditangkap dan ditawan

di Semarang dan dipindah ke Batavia. Selanjutnya pada tanggal 3

Mei 1830 dipindah lagi ke Manado. Pada tahun 1834 pengasingannya

dipindah lagi ke Makassar sampai meninggal dunia pada usia 70

tahun tepatnya tanggal 8 Januari 1855.

Perang Diponegoro sering dikenal

sebagai Perang Jawa. Karena perang

meluas dari Yogyakarta ke daerah

lain seperti Pacitan, Purwodadi,

Banyumas, Pekalongan, Madiun,

dan Kertosono.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Pangeran Diponegoro (1785 – 1855)

adalah putra sulung Sultan

Hamengku

Buwono III. Sewaktu

kecil bernama R.M. Ontowiryo,

hidup bersama neneknya yang

bernama Ratu Ageng di Tegalrejo.

Ilmu agama Islam begitu mendalam

dipelajari, sehingga membentuk

karakter yang tegas, keras, dan jihad.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

112112

112112

112

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

e.e.

e.e.

e.

Perang Bali (1844)

Perang Bali (1844)

Perang Bali (1844)

Perang Bali (1844)

Perang Bali (1844)

Pada tahun 1844, sebuah kapal dagang Belanda

kandas di daerah

Prancak (daerah Jembara), yang saat

itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Buleleng.

Kerajaan-kerajaan di Bali termasuk Buleleng pada saat

itu memberlakukan hak tawan karang. Dengan

demikian, kapal dagang Belanda tersebut menjadi

hak Kerajaan Buleleng. Pemerintah kolonial Belanda

memprotes Raja Buleleng yang dianggap merampas

kapal Belanda, namun tidak dihiraukan. Insiden inilah

yang memicu pecahnya Perang Bali, atau dikenal juga dengan

nama Perang Jagaraga.

Belanda melakukan penyerangan terhadap Pulau Bali

pada tahun 1846. Yang menjadi sasaran pertama dan utama

adalah Kerajaan Buleleng. Patih I Gusti Ktut Jelantik beserta

pasukan menghadapi serbuan Belanda dengan gigih.

Pertempuran yang begitu heroik terjadi di Jagaraga yang

merupakan salah satu benteng pertahanan Bali. Belanda me-

lakukan serangan mendadak terhadap pasukan Bali di

benteng Jagaraga. Dalam pertempuran tersebut, pasukan Bali

tidak dapat menghalau pasukan musuh. Akhirnya pasukan

I Gusti Ktut Jelantik terdesak dan mengundurkan diri ke

daerah luar benteng Jagaraga.

Waktu benteng Jagaraga jatuh ke pihak Belanda, pasukan

Belanda dipimpin oleh Jenderal Mayor

A.V.

Michiels dan

sebagai wakilnya

adalah

van Swieten

.

Raja Buleleng dan patih

dapat meloloskan diri dari kepungan pasukan Belanda menuju

Karangasem. Setelah Buleleng secara keseluruhan dapat dikuasai,

Belanda kemudian berusaha menaklukkan kerajaan-kerajaan lainnya

di Pulau Bali. Ternyata perlawanan sengit dari rakyat setempat

membuat pihak Belanda cukup kewalahan. Perang puputan pecah di

mana-mana, seperti Perang Puputan Kusamba (1849), Perang Puputan

Badung (1906), dan Perang Puputan Klungkung (1908).

f.f.

f.f.

f.

Perang Banjar (1859 – 1905)

Perang Banjar (1859 – 1905)

Perang Banjar (1859 – 1905)

Perang Banjar (1859 – 1905)

Perang Banjar (1859 – 1905)

Campur tangan pemerintah Belanda dalam urusan pergantian

kekuasaan di Banjar merupakan biang perpecahan. Sewaktu Sultan

Adam Al Wasikbillah menduduki tahta kerajaan Banjar (1825 – 1857),

putra mahkota yang bernama Sultan Muda Abdurrakhman meninggal

dunia. Dengan demikian calon berikutnya adalah putra Sultan Muda

Abdurrakhman atau cucu Sultan Adam. Yang menjadi masalah adalah

cucu Sultan Adam dari putra mahkota ada dua orang, yaitu Pangeran

Hidayatullah dan Pangeran Tamjid.

Pada sekitar abad 18, para penguasa

Bali menerapkan hak tawan karang,

yaitu hak yang menyatakan bahwa

kerajaan-kerajaan Bali berhak

merampas dan menyita barang-

barang dan kapal-kapal yang

terdampar dan

kandas di wilayah

perairan Pulau Bali.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Sumber:

Album Pahlawan

Bangsa,

2004

Gambar

4.31 I Gusti Ktut

Jelantik, pemimpin

perlawanan rakyat Buleleng

113113

113113

113

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Sultan Adam cenderung untuk memilih Pangeran

Hidayatullah.

Alasannya memiliki perangai yang

baik, taat beragama, luas pengetahuan, dan disukai

rakyat. Sebaliknya Pangeran Tamjid kelakuannya

kurang terpuji, kurang taat beragama dan bergaya

hidup kebarat-baratan meniru orang Belanda. Pangeran

Tamjid inilah yang dekat dengan Belanda dan dijago-

kan oleh Belanda. Belanda menekan Sultan Adam dan

mengancam supaya mengangkat Pangeran Tamjid.

Di mana-mana timbul suara ketidakpuasan

masyarakat terhadap Sultan Tamjidillah II (gelar

Sultan Tamjid setelah naik tahta) dan kebencian rakyat

terhadap Belanda. Kebencian rakyat lama-lama berubah menjadi

bentuk perlawanan yang terjadi di mana-mana. Perlawanan tersebut

dipimpin oleh seorang figur yang didambakan rakyat, yaitu Pangeran

Antasari.

Pangeran Hidayatullah secara terang-terangan menyatakan

memihak kepada Pangeran Antasari. Bentuk perlawanan rakyat

terhadap Belanda mulai berkobar sekitar tahun 1859.

Pangeran

Antasari

juga diperkuat oleh Kyai Demang Lehman, Haji Nasrun,

Haji Buyasin, dan Kyai Langlang. Penyerangan diarahkan pada pos-

pos tentara milik Belanda dan pos-pos missi Nasrani.

Benteng

Belanda di Tabania berhasil direbut dan dikuasai. Tidak lama

kemudian datang bantuan tentara Belanda dari Jawa yang

dipimpin oleh Verspick, berhasil membalik keadaan setelah terjadi

pertempuran sengit.

Akibat musuh terlalu kuat, beberapa orang pemimpin

perlawanan ditangkap. Pangeran Hidayatullah ditawan oleh

Belanda pada tanggal 3 Maret 1862, dan diasingkan ke Cianjur,

Jawa Barat.

Pada tanggal 11 Oktober 1862, Pangeran Antasari wafat.

Sepeninggal

Pangeran Antasari, para pemimpin rakyat mufakat

sebagai penggantinya adalah Gusti Mohammad Seman, putra

Pangeran Antasari.

g.g.

g.g.

g.

Perang Aceh (1873 – 1904)

Perang Aceh (1873 – 1904)

Perang Aceh (1873 – 1904)

Perang Aceh (1873 – 1904)

Perang Aceh (1873 – 1904)

Penandatanganan Traktat Sumatra antara Inggris

dan Belanda pada tahun 1871 membuka kesempatan

kepada Belanda untuk mulai melakukan intervensi

ke Kerajaan Aceh. Belanda menyatakan perang

terhadap Kerajaan Aceh karena Kerajaan Aceh

menolak dengan keras untuk mengakui kedaulatan

Belanda.

Kontak pertama terjadi antara pasukan Aceh

dengan sebagian tentara Belanda yang mulai mendarat.

Sumber:

Album Pahlawan

Bangsa,

2004

Gambar

4.32

Pangeran

Antasari

Pada tanggal 2 November 1871

Belanda mengadakan perjanjian

dengan Inggris yang kemudian

menghasilkan Traktat Sumatra.

Traktat tersebut berisi bahwa pihak

Belanda diberi kebebasan mem-

perluas daerah kekuasaannya di

Aceh. Sedang Inggris mendapat

kebebasan berdagang di daerah

siak.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Cucu Sultan Adam Al Wasikbillah

ada 2 orang, yaitu:

1. Pangeran Hidayatullah, putra

Sultan Muda Abdurrakhman

dengan permaisuri putri

keraton Ratu Siti, Putri dari

Pangeran Mangkubumi Nata.

2. Pangeran Tamjid adalah putra

Abdurrakhman dengan istri

wanita biasa keturunan China

yang bernama Nyai Aminah.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

114114

114114

114

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Sumber:

Album Pahlawan Bangsa, 2004

Gambar

4.33 Tengku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nya’Din,

para pemimpin perlawanan rakyat Aceh.

Pertempuran itu memaksa pasukan Aceh mengundurkan diri ke

kawasan Masjid Raya. Pasukan Aceh tidak semata-mata mundur tapi

juga sempat memberi perlawanan sehingga Mayor Jenderal Kohler

sendiri tewas. Dengan demikian, Masjid Raya dapat direbut kembali

oleh pasukan Aceh.

Daerah-daerah di kawasan

Aceh bangkit melakukan per-

lawanan. Para pemimpin Aceh

yang diperhitungkan Belanda

adalah Cut Nya’Din, Teuku

Umar, Tengku Cik Di Tiro,

Teuku Ci’ Bugas, Habib

Abdurrahman, dan Cut Mutia.

Belanda mencoba me-

nerap

kan siasat

konsentrasi stelsel

yaitu sistem garis pemusatan di

mana Belanda memusatkan pasukannya di benteng-benteng sekitar

kota termasuk Kutaraja. Belanda tidak melakukan serangan ke

daerah-daerah tetapi cukup mempertahankan kota dan pos-pos

sekitarnya. Namun, siasat ini tetap tidak berhasil mematahkan

perlawanan rakyat Aceh.

Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan

Belanda berpikir keras untuk menemukan siasat baru.

Untuk itu, Belanda memerintahkan Dr. Snouck

Hurgronje yang paham tentang agama Islam untuk

mengadakan penelitian tentang kehidupan masyarakat

Aceh. Dr. Snouck Hurgronje memberi saran dan

masukan kepada pemerintah Hindia Belanda mengenai

hasil penyelidikannya terhadap masyarakat Aceh

yang ditulis dengan judul

De Atjehers.

Berdasarkan kesimpulan Dr. Snouck Hurgronje

pemerintah Hindia Belanda memperoleh petunjuk

bahwa untuk menaklukkan Aceh harus dengan siasat

kekerasan.

Pada tahun 1899, Belanda mulai menerapkan

siasat kekerasan dengan mengadakan serangan

besar-besaran ke daerah-daerah pedalaman. Serangan-serangan

tersebut dipimpin oleh van Heutz. Tanpa mengenal peri-

kemanusiaan, pasukan Belanda membinasakan semua penduduk

daerah yang menjadi targetnya. Satu per satu pemimpin para

pemimpin perlawanan rakyat Aceh menyerah dan terbunuh.

Dalam

pertempuran yang terjadi di Meulaboh, Teuku Umar gugur.

Jatuhnya Benteng Kuto Reh pada tahun 1904, memaksa Aceh harus

menandatangani Plakat pendek atau Perjanjian Singkat

(

Korte

Verklaring

).

Kesimpulan hasil penyelidikan Dr.

Snouck Hurgronje

adalah:

1. Belanda harus mengesamping-

kan Sultan, karena Sultan hanya

sebagai lambang pemersatu,

Kekuatan justru terletak pada

Hulubalang dan Ulebalang.

2. Untuk menaklukkan rakyat

Aceh, harus dilakukan serangan

serentak di seluruh Aceh.

3. Setelah nanti mampu menduduki

Aceh, mestinya pemerintah

Hindia-Belanda harus mening-

katkan kesejahteraan rakyat

Aceh.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

115115

115115

115

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

Biar pun secara resmi pemerintah Hindia Belanda menyatakan

Perang Aceh berakhir pada tahun 1904, dalam kenyataannya tidak.

Perlawanan rakyat Aceh terus berlangsung sampai tahun 1912. Bahkan

di beberapa daerah tertentu di Aceh masih muncul perlawanan

sampai

menjelang Perang Dunia II tahun 1939.

h.h.

h.h.

h.

PP

PP

P

erer

erer

er

ang Tang T

ang Tang T

ang T

apanuli (1apanuli (1

apanuli (1apanuli (1

apanuli (1

88

88

8

78 –78 –

78 –78 –

78 –

1 1

1 1

1

9090

9090

90

7)7)

7)7)

7)

Pada tahun 1878 Belanda mulai dengan gerakan militernya

menyerang daerah Tapanuli, sehingga meletus Perang Tapanuli dari

tahun 1878 sampai tahun 1907.

Berikut ini sebab-sebab terjadinya

Perang Batak atau Perang Tapanuli.

1)

Raja Si Singamangaraja XII menentang dan menolak daerah

kekuasaannya di Tapanuli Selatan dikuasai Belanda.

2)

Belanda ingin mewujudkan

Pax Netherlandica

(menguasai

seluruh Hindia Belanda).

Pada masa pemerintahan Si Singamangaraja XII, kekuasaan

kolonial Belanda mulai memasuki daerah Tapanuli. Belanda ingin

mewujudkan

Pax Netherlandica

yang dilakukan dengan

berlindung di

balik kegiatan zending yang mengembangkan

agama Kristen. Belanda menempatkan pasukannya di Tarutung

dengan dalih melindungi penyebar agama Kristen. Si

Singamangaraja XII tidak menentang usaha-usaha mengembang-

kan agama Kristen tetapi ia tidak bisa menerima tertanamnya

kekuasaan Belanda di wilayah kekuasaannya.

Menghadapi perluasan wilayah pendudukan yang dilakukan

oleh Belanda, pada bulan Februari 1878 Si Singamangaraja XII

melancarkan serangan terhadap pos pasukan Belanda di Bahal

Batu, dekat Tarutung (Tapanuli Utara). Pertempuran merebak

sampai ke daerah Buntur, Bahal Batu, Balige, Si Borang-Borang,

dan Lumban Julu. Dengan gigih rakyat setempat berjuang saling

bahu membahu berlangsung sampai sekitar 7 tahun. Tetapi, karena

kekurangan senjata pasukan Si Singamangaraja XII semakin lama

semakin terdesak. Bahkan terpaksa ditinggalkan dan perjuangan

dilanjutkan ke tempat lain.

Dalam keadaan yang lemah, Si Singamangaraja XII bersama

putra-putra dan pengikutnya mengadakan perlawanan. Dalam

perlawanan ini, Si Singamangaraja, dan seorang putrinya, Lapian

serta dua putranya, Sultan Nagari dan Patuan Anggi, gugur. Dengan

gugurnya Si Singamangaraja XII, maka seluruh daerah Batak jatuh

ke tangan Belanda.

i.i.

i.i.

i.

Perlawanan Rakyat

Perlawanan Rakyat

Perlawanan Rakyat

Perlawanan Rakyat

Perlawanan Rakyat

Menjelang tahun 1900, golongan feodal yaitu raja dan

bangsawan sudah tidak berdaya lagi atas daerahnya. Sepenuhnya

dikuasai dan tunduk kepada pemerintah Belanda. Walaupun

demikian, tiap-tiap

daerah selalu terjadi huru-hara. Perlawanan

rakyat

bersifat lokal.

Sumber:

Album Pahlawan

Bangsa,

2004

Gambar

4.34

Si Singamangaraja XII

116116

116116

116

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Persebaran Agama Kristiani, Islam, dan

Persebaran Agama Kristiani, Islam, dan

Persebaran Agama Kristiani, Islam, dan

Persebaran Agama Kristiani, Islam, dan

Persebaran Agama Kristiani, Islam, dan

Agama Lain di Indonesia pada Masa Kolonial

Agama Lain di Indonesia pada Masa Kolonial

Agama Lain di Indonesia pada Masa Kolonial

Agama Lain di Indonesia pada Masa Kolonial

Agama Lain di Indonesia pada Masa Kolonial

D.D.

D.D.

D.

Perlawanan rakyat ini pada umumnya bertujuan

untuk menentang pemungutan pajak yang berat serta

menentang bentuk penindasan

lainnya. Sebagai contoh

adalah peristiwa pemberontakan

Petani Banten yang

terjadi pada tanggal 9 Juli 1888 atau dikenal juga

dengan Perang Wasid.

Sebab meletusnya pemberontakan adalah

penolakan terhadap segala macam modernisasi, sistem

birokrasi, keuangan, pendidikan, kesehatan dan lain-

lain yang dianggap menyalahi tradisi. Telah berkali-

kali rakyat melakukan protes terhadap penarikan

pajak terutama pajak kepala dan pajak pasar.

Peristiwa senada yang mengawali sebelum

pecah peristiwa Cilegon 1888 adalah Peristiwa Ciomas

yang

terjadi tahun 1886. Sebab utamanya adalah

pemerasan

dari

tuan tanah terhadap tenaga para petani.

Mereka tidak hanya

wajib menanam kopi tetapi juga mengerjakan bermacam-macam

pelayanan. Hal ini membuat munculnya gejolak sebagai wujud

protes terhadap kesewenang-wenangan tuan tanah.

Kasus lain terjadi di Gedangan pada tahun 1904. Ini merupakan

contoh konflik antara petani pemilik dan penggarap sawah dengan

pengusaha perkebunan tebu. Untuk keperluan penanaman tebu,

padi yang tumbuh dengan suburnya diperintahkan untuk dicabut.

Perubahan status tanah yang mengancam sumber penghidupan,

membangkitkan kemarahan para petani.

1.1.

1.1.

1.

Masa PMasa P

Masa PMasa P

Masa P

endudukenduduk

endudukenduduk

enduduk

an Pan P

an Pan P

an P

oror

oror

or

tugis dan Span

tugis dan Span

tugis dan Span

tugis dan Span

tugis dan Span

yy

yy

y

olol

olol

ol

Masuknya agama Kristen Katolik ke Indonesia seiring dengan

masuknya bangsa Spanyol dan Portugis ke Indonesia.

1. Seandainya kalian menjadi raja pada masa kolonial, apa yang bisa kalian lakukan

untuk melawan kesewenang-wenangan penguasa kolonial? Bagaimana sikap

kalian melihat rakyat yang menderita akibat kekejaman penjajah? Pada kehidupan

yang sekarang ini, juga banyak penguasa-penguasa/pemimpin negara yang lalim.

Apakah dalam menghadapi penguasa yang lalim harus juga dengan peperangan?

Coba buatlah perbandingannya secara sederhana!

2. Pada Perang Paderi tahap III kekuatan kaum Paderi bertambah kuat. Mengapa hal

itu bisa terjadi? Bagaimana sikap Belanda menghadapi kaum Paderi yang semakin

menghebat itu? Diskusikan bersama teman-teman kalian!

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Sebelum dini hari rombongan dari

berbagai penjuru berkumpul di

pasar Jombang. Rombongan dari

Utara sekitar 600 orang dipimpin

oleh H. Wasid. Rombongan yang

dipimpin K.H. Tubagus Ismail,

K.H. Usman, dan K.H. Ishak

mencapai 1.100 orang. Strategi

penyerangan dari 1.700 orang

dipencar dalam satuan-satuan

tugas menyerang rumah pejabat

asisten residen, patih, wedana,

ajun koletir, dan rumah penjara

untuk membebaskan tawanan.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

117117

117117

117

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

2.2.

2.2.

2.

Masa Pendudukan Belanda dan Inggris

Masa Pendudukan Belanda dan Inggris

Masa Pendudukan Belanda dan Inggris

Masa Pendudukan Belanda dan Inggris

Masa Pendudukan Belanda dan Inggris

Kehadiran Belanda di Indonesia mengubah peta pengkristenan

di beberapa daerah di Indonesia. Belanda adalah penganut

Protestan yang beraliran

Calvinis

. Di Maluku sebagian besar

penduduk yang telah beragama Katolik berganti menjadi

Calvinis.

VOC melarang missi Katolik melakukan kegiatan keagamaan.

Kegiatan penyebaran agama Kristen Protestan dilakukan oleh

zending. Tokoh-tokoh zending Belanda di Indonesia antara lain

Dr. Nomensen, Sebastian Dan Chaerts, dan Hernius. Kegiatan

zending Belanda yang ada di Indonesia antara lain:

a.

mendirikan

Nederlandsch Zendeling Genootschap

(NZG) yaitu

perkumpulan yang berusaha menyebarkan agama Kristen

Protestan, dan

b.

mendirikan sekolah-sekolah yang menitikberatkan pada

upaya-upaya penyebaran ajaran Kristen Protestan.

Memasuki abad ke-19, penyebaran agama

Kristiani semakin meluas ke berbagai wilayah di

Indonesia. Kelompok missionaris dan zending dari

gereja reformasi Eropa maupun Amerika mulai

berdatangan. Pada masa pendudukan Inggris tahun

1814, kelompok rohaniwan yang terhimpun dalam

NZG (

Nederlandsche Zendeling Genootschap

) dari

Belanda, didukung oleh kelompok LMS (

London

Missionary Society

), memulai aktivitas keagamaan

mereka, terutama ditujukan kepada penduduk lokal.

Berbagai organisasi missi dan zending di daerah

mulai bekerja secara otonomi, seperti:

a.

Ordo

Herlege Hart

(Hati Suci), bertanggung jawab

penuh atas wilayah Papua,

b.

Societeit van het Goddelijk Woord

(Serikat Sabda Allah),

bertanggung jawab di kawasan Flores dan Timor, dan

c.

Kelompok

Kapusin

, bertanggung jawab di kawasan Sumatra

dan Kalimantan.

Agama Katolik masuk ke Maluku dirintis oleh

saudagar Portugis bernama Gonzalo Veloso dan

seorang pastor bernama Simon Vas.

Persebaran agama Kristen Katolik dilakukan

oleh sebuah lembaga yang dinamakan missi, yang

berpusat di Vatikan, Roma. Perkembangan agama

Katolik menunjukkan kemajuan yang pesat sejak

rohaniwan Portugis yang bernama Fransiscus

Xavierius dan Ignatius Loyola melakukan kegiatan

keagamaan di tengah-tengah masyarakat Ambon,

Ternate, dan Morotai antara tahun 1546 - 1547.

Penyebaran Kristen di Indonesia

pada dasarnya dapat dibedakan

menjadi 2, yaitu penyebaran

Katolik dan penyebaran Protestan.

Penyebaran Katolik diprakarsai

oleh para rohaniwan yaitu para

pastor dan biarawan, sedangkan

penyebaran Kristen Protestan

dirintis oleh para pendeta atau

pengabar Injil.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

Jean Calvin

(1509 – 1564) adalah

pencetus ajaran Calvinisme. Ia

mengajarkan paham baru yang

bertentangan dengan ajaran

Kristen Katolik, yaitu mengajarkan

bahwa kekuasaan Tuhan tidak

terbatas, gereja dipisahkan dari

kekuasaan pemerintahan duniawi,

menentang keras perzinahan, judi,

mabok dan lagu-lagu porno.

Negara yang menganut adalah

Belanda, Inggris, Skotlandia, Swiss,

Hungaria, dan sebagainya.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

118118

118118

118

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Menurut peraturan yang dikeluarkan pemerintah Hindia

Belanda pada tahun 1854, zending dan missionaris Kristiani harus

memiliki izin khusus dari Gubernur Jenderal untuk melakukan

kegiatan ‘dakwah’. Seiring dengan peraturan itu, daerah Banten,

Aceh, Sumatra Barat, dan Bali tertutup untuk kegiatan missi Kristen

apa pun. Dengan demikian, penduduk muslim yang berada di

Banten, Aceh, dan Sumatra Barat tidak terusik oleh kegiatan missi.

Wilayah Ambon dan sekitarnya oleh pihak

pemerintah kolonial menjadi hak eksklusif para

zending. Daerah Batak juga menjadi

wilayah

eksklusif bagi kegiatan para zending tahun 1807.

Salah satu

fenomena yang menarik dari per-

kembangan agama Nasrani di Indonesia adalah

munculnya gereja-gereja lokal. Jika sebelumnya

sebagian besar pemeluk agama Kristiani di Jawa

terdiri dari penduduk perkotaan, di bawah gereja-

gereja lokal berkembang komunitas Kristiani di

daerah pedesaan. Pertemuan ajaran Kristiani Eropa

dengan unsur-unsur lokal di Jawa kemudian meng-

hasilkan gereja-gereja lokal seperti Pasumahan Kristen

Jawa Merdika (PKJM), Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Kristen

Sunda (GKS), dan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Salah satu

tokoh yang terkenal dari gereja lokal adalah Kiai Sadrach Surapranata.

Di pulau-pulau lain selain Jawa di Indonesia juga terdapat

beberapa gereja lokal. Hal ini dapat ditemukan di kalangan

masyarakat Batak ( Sumatra Utara ) dan Minahasa (Sulawesi Utara).

3.3.

3.3.

3.

Persebaran Agama Islam dan Agama Lainnya pada

Persebaran Agama Islam dan Agama Lainnya pada

Persebaran Agama Islam dan Agama Lainnya pada

Persebaran Agama Islam dan Agama Lainnya pada

Persebaran Agama Islam dan Agama Lainnya pada

Masa Kolonial

Masa Kolonial

Masa Kolonial

Masa Kolonial

Masa Kolonial

Di subbab depan telah dikemukakan, bahwa pemerintah

Hindia Belanda memberi izin khusus di daerah-daerah tertentu

untuk persebaran agama Kristiani. Daerah penyebaran Kristiani

dilakukan di daerah-daerah yang belum terkena pengaruh agama

Hindu Buddha maupun Islam. Misalnya wilayah Ambon, Batak,

Papua, dan Sulawesi Utara.

Terhadap daerah-daerah yang menjadi basis agama lain,

pemerintah kolonial menyatakan tertutup untuk Kristenisasi. Misal-

nya daerah Banten, Aceh, dan Sumatra Barat yang merupakan basis

agama Islam. Bali menjadi basis agama Hindu. Dengan demikian

perkembangan agama lain tidak terdesak oleh Kristenisasi.

Masyarakat di daerah-daerah tersebut leluasa dalam menjalankan

kegiatannya. Kepercayaan yang mereka pegang teguh sejak sebelum

kedatangan bangsa Eropa tetap eksis.

Kiai Sadrach Surapranata (1835-

1924), memadukan ajaran Kristen

dengan mistik dan adat lokal Jawa.

Ia dianggap menganut ajaran sesat

atau palsu oleh para missionaris

Kristiani Eropa. Namun pada

tahun 1887, mampu membaptis

seorang bangsawan dari Keraton

Paku Alaman.

Pada tahun 1890,

pengikutnya hampir 7.000 orang

yang tersebar di 371 desa di Jawa

tengah dan Jawa Timur.

Jeli Jeli

Jeli Jeli

Jeli

Jendela Info

119119

119119

119

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

*

Berikut ini faktor-faktor yang mendorong bangsa Barat melakukan

penjelajahan samudra.

1. Semangat

reconguesta

.

2. Semangat

gospel

,

glory

,

gold

.

3. Perkembangan teknologi kemaritiman dan adanya sarana pendukung

seperti kompas.

4. Adanya buku Imago Mundi.

5. Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo.

*

Bangsa Barat yang datang ke Indonesia adalah bangsa Portugis, Spanyol,

Inggris, dan Belanda. Meskipun pada awalnya mempunyai tujuan

berdagang, namun secara perlahan mereka berusaha menancapkan

kekuasaan imperialisme di Indonesia dengan segala kebijakan-

kebijakannya yang menyengsarakan rakyat Indonesia.

*

Pengaruh kolonial tidak lepas dari masa pendudukan, tingkat kepentingan,

dan kebijakan yang diterapkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa Kepulauan

Indonesia sangat dipengaruhi oleh pendudukan para kolonialis. Pengaruh

kolonialis Barat mencakup beberapa aspek atau faktor, yaitu faktor

ekonomi, politik, sosial dan kebudayaan, namun tingkat pengaruhnya

sangat bervariasi.

*

Perlawanan menentang kolonialisme dan imperialisme Barat dikelompok-

kan dalam dua periode menurut konteks waktu. Pertama, perlawanan

terhadap para pedagang Barat yang berpolitik, seperti para pedagang

Portugis, VOC, dan EIC yang terjadi sepanjang abad ke-16 sampai akhir

abad ke-18. Kedua, perlawanan terhadap pemerintahan Hindia Belanda

sejak abad ke-19.

*

Perlawanan menentang kolonialisme dan imperialisme ini dilakukan oleh

pihak kerajaan, elit lokal, dan rakyat dengan motif dan bentuk gerakan yang

berbeda. Satu hal yang pasti, perlawanan ini muncul seiring dengan perluasan

kolonialisme dan imperialisme Barat di berbagai wilayah di Indonesia.

Penyebaran agama Kristiani di Indonesia dilakukan seiring dengan kebijakan-kebijakan

kolonial di Indonesia dan tidak jarang dilakukan dengan kekerasan. Benarkah

pernyataan tersebut? Bandingkanlah dengan proses penyebaran Hindu, Buddha, dan

Islam di Indonesia! Agar mendapat jawaban yang memuaskan, kalian boleh berdiskusi

dengan teman-teman kalian!

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

Ajang Kreasi

120120

120120

120

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

Renungkanlah!

Renungkanlah!

Renungkanlah!

Renungkanlah!

Renungkanlah!

*

Sebagai generasi muda, hendaklah kita memiliki semangat yang tinggi

untuk menapaki hari depan yang masih panjang.

*

Kita harus memiliki tekad yang kuat dan tidak mudah menyerah dengan

segala risiko yang dihadapi, seperti para pelaut yang tidak gentar

menghadapi ganasnya ombak samudra untuk mencari kehidupan yang

lebih baik.

*

Sebagai seorang penguasa, hendaklah tidak melakukan penindasan

terhadap rakyat kecil, karena penderitaan yang ditanggung rakyat itu

ibarat bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak. Rakyat yang

tertindas dapat melakukan perlawanan hebat untuk menghancurkan

penguasa.

*

Sebagai bangsa yang berdaulat, sudah sepantasnya bagi kita untuk

melawan bangsa asing yang ingin menguasai bangsa Indonesia. Sebagai

generasi muda harus waspada terhadap imperialisme dalam bentuk baru

seperti di era globalisasi saat ini!

*

Penyebaran Kristen di Indonesia pada dasarnya dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu penyebaran Katolik dan penyebaran Protestan. Penyebaran

Katolik diprakarsai oleh para rohaniwan yaitu para pastor dan biarawan,

sedangkan penyebaran Kristen Protestan dirintis oleh para pendeta atau

pengabar Injil.

A.

Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Pulau yang dikenal bangsa Barat sebagai

spicy island

adalah ... .

a.

India

c.

Maluku

b.

Malaka

d.

Jawa

2. Perhatikan nama-nama penjelajah samudra berikut!

1)

Juan Sebastian del Cano

4) Sir Francis Drake

2)

Ferdinand Magelhaens

5) Alfonso d’Albuquerque

3)

Christopher Columbus

6) Cornelis de Houtman

Penjelajah samudra yang berhasil sampai di Indonesia ditunjukkan dengan

nomor ... .

a.

1, 3, 5

c. 2, 4, 6

b.

1, 4, 5

d. 4, 5, 6

121121

121121

121

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

3. Salah satu faktor yang mendorong bangsa Barat menjelajah samudra pada

abad ke-16 adalah semangat

glory

, yaitu ... .

a.

semangat pembalasan sebagai tindak lanjut Perang Salib

b.

semangat menyebarkan agama Nasrani

c.

semangat memperoleh kejayaan dan wilayah jajahan

d. semangat untuk mencari kekayaan

4. Alasan VOC memindahkan kantor dagangnya dari Ambon ke Batavia

adalah ... .

a.

persediaan rempah-rempah di Maluku semakin menipis

b.

banyaknya pedagang gelap merajalela

c.

letak Batavia lebih strategis untuk mengembangkan kekuasaannya

d. VOC gagal menerapkan monopoli perdagangan di Maluku

5. Daendels dikenal sebagai jenderal bertangan besi sebab ... .

a.

arah kebijakannya difokuskan untuk membangun angkatan perang

b.

banyak membangun pabrik senjata dan mesin

c.

memerintah dengan keras dan kejam

d. tidak memperhatikan kesejahteraan rakyat

6. Tugas utama yang diemban Daendels di Indonesia adalah ... .

a.

mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris

b.

membuat jalan pos dari Anyer sampai Panarukan

c.

membangun pelabuhan di Anyer dan Ujung Kulon

d. membangun ketentaraan, benteng, dan pabrik senjata

7. Pemerintah Raffles di Indonesia sedikit banyak memberikan perubahan

kepada bangsa Indonesia. Perubahan-perubahan tersebut,

kecuali

... .

a.

memberlakukan sistem pajak tanah

b.

menghapuskan kerja rodi dan perbudakan

c.

menerapkan kebebasan dan kepastian hukum

d. melanjutkan sistem penyerahan wajib

8. Penerapan politik pintu terbuka membuat rakyat Indonesia bertambah

sengsara karena ... .

a.

pihak swasta yang ada di Indonesia tetap mengutamakan mencari

keuntungan

b.

pemerintah memberlakukan berbagai macam pajak

c.

rakyat dituntut menjual hasil panennya hanya kepada pihak swasta

d. kebijakan yang dikeluarkan pihak swasta lebih keras daripada

pemerintah kolonial Hindia Belanda

9. Kebijakan sistem sewa tanah yang diterapkan oleh Raffles mengalami

kegagalan yang disebabkan oleh faktor-faktor berikut,

kecuali ... .

a.

masyarakat pedesaan belum mengenal sistem uang

b.

sulit menentukan besar kecilnya pajak

c.

terbatasnya jumlah pegawai

d. masyarakat lebih suka dengan sistem penyerahan wajib

122122

122122

122

Ilmu Pengetahuan Sosial VIII

10. Alasan yang menjadi faktor kembalinya kekuasaan Belanda di Indonesia

adalah ... .

a.

kebijakan-kebijakan yang diterapkan Inggris tidak sesuai dengan

keadaan di Indonesia

b.

ditandatanganinya Konvensi London 1814 antara Inggris dan Belanda

c.

kekalahan Belanda dalam Perang Koalisi di Eropa

d. rakyat lebih menghendaki di bawah pemerintahan Belanda

11. Pada awalnya, Ternate bekerja sama dengan Portugis. Namun kemudian

berbalik memusuhinya dengan alasan ... .

a.

Portugis mengadakan kerja sama dengan Spanyol

b.

Portugis bersikap licik dengan membunuh Sultan Hairun

c.

Ternate mendapat tambahan dukungan dari Spanyol

d. kontrak kerja sama Ternate dan Portugis telah berakhir

12. Kapitan Pattimura dengan gagah berani mengadakan perlawanan untuk

mengusir Belanda dari tanah Saparua dibantu oleh ... .

a.

Anthonie Rheebok, Thomas Matulessy, Said Printah

b.

Anthonie Rheebok, Panglima Polim, Christina Martha Tiahahu

c.

Christina Martha Tiahahu, Cut Nya’ Din, Cut Mutia

d. Philip Latumahina, Anthonie Rheebok, Said Printah

13. Karena upaya untuk mematahkan perlawanan rakyat Aceh selalu mengalami

kegagalan, maka Belanda menggunakan cara ... .

a.

memerintahkan Snouck Hurgronje untuk meneliti masyarakat Aceh

b.

mendirikan benteng-benteng pertahanan yang kuat

c.

mengajak sultan-sultan Aceh untuk berdamai

d. mengadu domba bangsawan dan rakyat Aceh

14. Adipati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor karena ... .

a.

memerintah di kawasan pesisir Utara

b.

memimpin armada Demak menyerang VOC di Maluku

c.

menyeberangi Laut Jawa untuk ekspansi ke wilayah Sumatra

d. memimpin armada Demak menyerang Portugis di Malaka

15. Berikut ini yang

bukan

merupakan tujuan Belanda menerapkan sistem

benteng

stelsel

dalam menghadapi perlawanan Pangeran Diponegoro adalah ... .

a.

agar pasukan Pangeran Diponegoro teradu domba

b.

agar pasukan Pangeran Diponegoro terpecah belah

c.

agar pasukan Pangeran Diponegoro ruang geraknya terbatas

d. agar pasukan Pangeran Diponegoro kesulitan mendapat bantuan

16. Bukti yang mendukung bahwa penjelajahan samudra dilandasi semangat

gospel

yaitu ... .

a.

dalam setiap pelayaran selalu dilepas dengan upacara misa

b.

awak kapal sebagian besar beragama Nasrani

c.

selalu membawa missionaris dalam setiap pelayaran

d. ingin mengumpulkan emas untuk disumbangkan kepada gereja

123123

123123

123

Bab 4 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia

17. Pemicu terjadinya Perang Bali adalah adanya Hak Tawan Karang, yaitu ... .

a.

hak untuk mendapat kekayaan alam laut

b.

hak menyita barang dari kapal yang terdampar

c.

hak mendapat upeti dari kapal yang singgah

d. hak menyita barang rampasan perang

18. Pada masa pendudukan Belanda, agama yang dikembangkan di Indonesia

adalah ... .

a.

Katolik

c. Protestan

b.

Katolik orde Jesuit

d. Protestan aliran Calvinis

19. Pada masa kolonial Belanda, agama Katolik tidak dapat berkembang karena

... .

a.

VOC melarang missi Katolik melakukan kegiatan keagamaan

b.

sebagian besar penduduk beralih ke agama yang semula mereka anut

c.

para missionaris tidak memiliki kemauan untuk menyebarkan agama

di Indonesia

d. penyebaran agama dilakukan dengan kekerasan

20. Wilayah ekslusif kegiatan para zending pada masa kolonial Belanda adalah

... .

a.

Ambon, Sulawesi Utara, Batak

b.

Jawa, Kalimantan, Papua

c.

Sumatra, Papua, Bali

d. Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, Papua

B. Kerjakan soal-soal berikut!

1. Kemukakan pendapat kalian, mengapa teori heliosentris dari Copernicus

mendorong penjelajahan samudra?

2. Bagaimanakah pengaruh Kapitulasi Tuntang tahun 1811 terhadap

kehidupan kolonial di Indonesia?

3. Sebutkan kebijakan-kebijakan VOC saat berkuasa di Indonesia!

4. Jelaskan alasan Napoleon Bonaparte mencopot Daendels sebagai Gubernur

Jenderal Belanda di Indonesia!

5. Bagaimanakah perbedaan pengaruh kolonial Belanda antara Pulau Jawa

dengan pulau lainnya?

6. Apakah alasan Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di

Malaka?

7. Sebutkan sebab-sebab umum yang mendorong terjadinya Perang Diponegoro!

8. Mengapa Perjanjian Bongaya dianggap sangat merugikan Makassar

9. Jelaskan faktor yang melatarbelakangi pecahnya Pemberontakan Petani

Banten tahun 1888!

10. Uraikan dengan singkat perkembangan agama Nasrani pada masa

kolonialisme Barat di Indonesia! Bandingkan dengan perkembangan pada

masa sekarang!